TEMPO.CO, Jakarta - Film khusus tentang Beyonce berjudul Homecoming, baru ditayangkan di Netflix, Rabu, 17 April 2019. Film itu tak hanya mengulas persiapan penampilannya di Coachella 2018, tapi juga sekelumit tentang kehidupan penyanyi kelahiran 4 September 1981 ini.
Baca juga: Beyonce Diet Ketat Demi Tampil di Coachella 2018
Salah satunya, Beyonce mengungkapkan lebih detail tentang masa kehamilan anak kembarnya, Sir dan Rumi, yang sangat sulit. "Tubuh saya mengalami lebih dari yang saya tahu," katanya, merujuk pertarungannya dengan preeklampsia, peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba dan berpotensi mengancam jiwa pada wanita hamil.
Beyoncé pertama kali membuka tentang preeklamsia, yang dia sebut "toksemia" dalam Vogue edisi September. Kondisi itu, katanya, membuat tubuhnya bengkak dan berbaring di tempat tidur selama lebih dari sebulan. Beyoncé mengatakan bahwa pada saat persalinannya pada Juni 2017, berat badannya mencapai 98,8 kilogram.
"Kesehatan saya dan kesehatan bayi saya dalam bahaya, jadi saya menjalani operasi caesar darurat," katanya kepada majalah itu. "Kami menghabiskan beberapa minggu di NICU." Beyoncé bahkan mengungkapkan lebih detail tentang operasi caesar darurat di Homecoming: "Di dalam rahim, salah satu hati bayi saya napasnya berhenti beberapa kali.”
Selain itu, istri rapper Jay Z ini juga menceritakan masa pemulihannya setelah operasi Caesar sangat sulit. "Saya harus membangun kembali tubuh saya dari otot-otot yang terpotong," katanya, berbicara tentang betapa sulitnya untuk kembali menari dan tampil segera setelah memiliki anak kembar.
"Pada awalnya, ada begitu banyak kejang otot dan hanya secara internal, tubuh saya tidak terhubung," kata Beyonce. Ia bakan sempat berpikir bahwa fisiknya tidak akan lagi pernah sama seperti sebelumnya.
Beyonce tampil bersama dua rekannya di Destini`s Child di Coachella 2018. (Instagram/Beyonce)
Melansir laman Women’s Health, preeklampsia adalah peningkatan tekanan darah mendadak pada wanita hamil setelah 20 minggu kehamilan, menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). Kondisi ini dapat mengancam jiwa ibu dan bayi yang belum lahir.
Faktor risiko lain termasuk tekanan darah tinggi kronis atau penyakit ginjal, obesitas, dan usia (wanita di atas 40 berada pada risiko yang lebih tinggi). Ini juga lebih umum pada kehamilan dari donasi telur atau fertilisasi in vitro (IVF). Dokter merekomendasikan wanita dengan faktor-faktor risiko mengambil aspirin dosis rendah mulai setelah 12 minggu kehamilan untuk menurunkan risiko mengembangkan preeclampsia.
Tanda pertama preeklampsia adalah tekanan darah tinggi. Selain tekanan darah tinggi, tanda besar preeklampsia lainnya adalah memiliki terlalu banyak protein dalam urin (a.k.a. proteinuria). Tanda-tanda lain termasuk pembengkakan di wajah, tangan, dan kaki Anda, serta sakit kepala, penglihatan kabur, dan nyeri perut kuadran kanan atas. Wanita dengan preeklampsia memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal, serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi," kata Kelley Saunders, spesialis obsteri dan ginekologi di Banner University Medicine Women's Institute, Amerika Serikat.
Tak hanya itu, preeklampsia dapat menyebabkan eklampsia, suatu kondisi parah di mana seorang wanita dengan preeklampsia mengalami kejang, yang dapat membahayakan nyawanya dan bayinya. Kelahiran prematur, gangguan pertumbuhan janin akibat kurangnya oksigen dan nutrisi, dan kelahiran mati juga merupakan risiko yang dapat diakibatkan oleh eklampsia.