TEMPO.CO, Jakarta - Setiap suara dalam Pemilu Presiden atau Pilpres 2019 dan Pemilu Legislatif 2019 berperan penting menentukan kemajuan bangsa selama lima tahun ke depan. Suara itu termasuk hak pilih perempuan Indonesia yang dibuka seluas-luasnya dalam pesta demokrasi.
Baca: Para Perempuan, Perhatikan Hal Berikut Sebelum Memilih Caleg
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengingatkan agar 126 juta perempuan yang memiliki hak pilih di Indonesia menyadari pentingnya suara mereka dalam Pilpres dan Pileg 2019. "Jumlah perempuan Indonesia yang mencapai 126 juta jiwa, itu sudah separuh dari jumlah penduduk Indonesia," kata Menteri Yohana di Jakarta Pusat, Rabu 23 Januari 2019.
"Saya tidak bisa bergerak sendiri untuk kemajuan perempuan Indonesia," ucap Menteri Yohana. Keberanian berpendapat dan bersuara bagi perempuan yang punya hak pilih salah, dia melanjutkan, merupakan satu jalan untuk meningkatkan kemajuan kaum perempuan, salah satunya perempuan berdaya tanpa diskriminasi.
Baca juga: Pentingnya Keterlibatan Wanita Mencoblos di Pilpres 2019
Dari angka itu, Menteri Yohana merinci jumlah lansia perempuan mencapai 11 juta jiwa, sedangkan lansia laki-laki 10 juta jiwa. Artinya, angka harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Karena itu, Menteri Yohana mengimbau para perempuan Indonesia untuk bangkit, tidak hanya menikmati pesta demokrasi dari siaran televisi. Dia mengibaratkan pentingnya suara perempuan sebagai masa depan keluarga, karena generasi penerus dilahirkan oleh perempuan.
"Kementerian kami berusaha para perempuan berpartisipasi secara penuh di Pilpres dan Pileg 2019. Tidak hanya dalam hak memilih, tetapi juga hak dipilih," ucap dia. "Agar dapat memenuhi angka keterwakilan 30 persen di legislatif, kami melakukan pendekatan kepada KPU dan Bawaslu tentang keterwakilan perempuan."
Artikel lainnya: Apa Saja Alasan Anak Muda Tidak Suka Politik