TEMPO.CO, Jakarta - Kasus dugaan prostitusi online yang melibatkan banyak artis perempuan seperti Vanessa Angel terus mencuri perhatian publik. Prostitusi menjadi topik pembicaraan untuk berbagai diskusi. Ada yang mempertanyakan apakah perempuan yang terjerumus prostitusi online termasuk korban atau bukan, ada juga yang mempertanyakan dampak psikologis dari prostitusi pada para perempuan yang terlibat.
Dikutip dari laman Pro Con, berbagai riset menjelaskan dampak psikologis prostitusi pada perempuan.
Artikel lain:
Perempuan Korban Prostitusi Online Rentan Menjadi Korban Femicide
5 Sikap Komnas Perempuan dalam Kasus Prostitusi Online Artis
“Butuh waktu lama bagi saya untuk sepenuhnya memahami gejala-gejala cepat marah, kesal, takut, perasaan eksistensial yang aneh bahwa hidup tidak lagi memiliki tujuan,” jelas Rae Story, mantan pekerja seks.
Dia menjelaskan kalau tidak semua perempuan yang terlibat dengan prostitusi akan menderita stres pascatrauma (PTSD), namun banyak yang terkena dampak psikologis yang cukup negatif.
Baca juga:
Kasus Vanessa Angel, Perempuan Rentan Jadi Korban Prostitusi
Heboh Prostitusi Online, Mytha Lestari: Perlukah Minta Maaf?
PTSD ditandai dengan kegelisahan, depresi, insomnia, cepat marah, kilas balik, dan mati rasa emosional. Gejalanya lebih parah dan tahan lama ketika penyebab PTSD-nya adalah manusia. Melissa Farley, Direktur Pendirian Penelitian dan Pendidikan Prostitusi, menjelaskan kalau 68 persen perempuan yang terjerumus prostitusi sering mengalami PTSD yang cukup signifikan.
Namun, peneliti Sarah Romans menunjukkan kalau dampak psikologis pada perempuan yang terjerumus prostitusi tidak selalu signifikan. Hal yang membuat dampak psikologis dari prostitusi menjadi signifikan adalah masalah pribadi dari sebelum terlibat prostitusi. Romans menjelaskan kalau ada juga perempuan yang tetap bisa memiliki hubungan normal dengan teman dan pasangan, walaupun profesinya berhubungan dengan prostitusi.