TEMPO.CO, Jakarta - Putus dari pacar meninggalkan rasa jengkel dan bercampur sedih. Tak sedikit yang berpikiran untuk membalas dendam kepada mantan pacar. Dengan tujuan untuk membuatnya cemburu dan merasa menyesal karena sudah memutuskan hubungan.
Baca juga: Mantan Pacar Masih Membayangi, Bisa Jadi Ini 5 Alasannya
Namun menurut seorang terapis psikodinamik Claire McRitchie kebiasaan membuat cemburu mantan kekasih ialah tindakan yang bisa membahayakan kesehatan emosi. "Menggunakan orang lain untuk membuat mantan cemburu adalah permainan yang membahayakan bagi kesehatan mental karena ada tiga orang yang terlibat," ujarnya.
Tak hanya perasaan kita, tapi juga perasaan pacar dan mantan pacar. "Mereka masing-masing memiliki perasaan yang dipertaruhkan. Kalian tidak hanya bermain dengan perasaan kalian sendiri tapi juga perasaan orang lain," jelas Claire McRitchie kepada Teen Vogue.
Saat remaja adalah waktunya bagi kita untuk bisa mencoba mengatur emosi. Mulai dari masalah keluarga, percintaan, tugas sekolah hingga ujian bisa membuat kita kesulitan mengendalikan emosi. Jadi saat membuat mantan merasa cemburu dinilai sebagai tindakan yang kurang dewasa dan bisa berdampak bagi kesehatan mental.
Sebab itu, Claire McRitchie memberi saran daripada membuat mantan cemburu lebih baik mencoba untuk memperbaiki diri untuk menyembuhkan perasaan setelah putus cinta. "Pilihan tepat untuk mengatasi rasa sakit karena putus cinta ialah dengan menggunakan rasa sakit itu sebagai cara untuk memahami diri sendiri dan membuatnya semakin kuat. Luangkan waktu untuk merenung sebagai pengisi waktu dan belajar dari hal tersebut," ujarnya.