"

Pahami Gejala Serangan Jantung Koroner, Jangan Dulu Diintervensi

Ilustrasi gagal jantung. shutterstock.com
Ilustrasi gagal jantung. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit arteri koroner alias jantung koroner masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Serangan jantung koroner dipicu oleh sumbatan pada arteri koroner.

Ada banyak pembuluh darah di jantung, yang paling utama adalah koroner. Fungsinya mengalirkan asupan nutrisi serta darah ke otot-otot jantung. Saat tersumbat, aliran darah ke otot jantung pun tersendat. Dampaknya fatal, bisa gagal jantung hingga pasien meninggal dunia.

Artikel terkait:

Dokter: Remaja pun Bisa Terserang Penyakit Jantung Koroner
Meski Ringan, Aktivitas Ini Bisa Turunkan Risiko Penyakit Jantung

Data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun ini menyebut telah terjadi pergeseran usia penderita jantung koroner. Dulu, jantung koroner disebut penyakitnya orang tua.

Kini, remaja usia 17 tahun pun bisa terkena serangan jantung. Dulu, laki-laki disebut lebih berisiko terkena serangan jantung dibanding perempuan. Saat ini, persentase laki-laki dan perempuan yang mengidap jantung koroner nyaris berimbang.

Dr. Dasaad Mulijono, MBBS(Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD dari Rumah Sakit Umum Bethsaida Gading Serpong, Tangerang, menjelaskan serangan jantung datang bukan tanpa sebab.

Ada sejumlah faktor pemicu tradisional, di antaranya diabetes yang berujung pada kencing manis, hipertensi, merokok, stres, dan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Dalam kasus tertentu, pasien tampak bugar dan memiliki riwayat gaya hidup sehat.

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock

“Jika gaya hidupnya sehat, bisa jadi ia mendapat serangan jantung karena faktor genetik. Karenanya saya sarankan pada usia 35 tahun mulai rutin menjalani pemeriksaan kolesterol, tensi, dan kadar gula. Berdasarkan pengalaman saya, pasien yang rajin menjalani pemeriksaan medis jarang kecolongan. Gejala awal penyakit jantung bisa terdeteksi lebih dini. Peluang sembuh lebih besar,” urai Dasaad.

Serangan jantung identik dengan tindakan intervensi. Padahal, tidak semua serangan jantung harus ditangani dengan intervensi berupa pemasangan ring di pembuluh darah.

Penyakit ini dimulai dengan gejala berupa nyeri di dada sebelah kiri yang menjalar ke lengan dan rahang. Nyeri itu disertai sensasi seperti ditimpa benda berat atau seperti dicekik dan ingin muntah. Setelah itu keluar keringat dingin dengan frekuensi semakin sering.

Baca juga:
Tangkal Penyakit Jantung dengan Makan Ikan 2 Kali Seminggu
Cegah Masalah Jantung dengan 5 Makanan Sehat Ini

Saat hasil pemeriksaan mengarah ke dugaan serangan jantung, pasien direkomendasikan menjalani kateterisasi untuk melacak lokasi sumbatan.

“Lalu tim dokter akan mengecek adakah sumbatan lain yang baru setengah jadi, artinya menyumbat aliran darah 60-70 persen. Kalau ada, harus segera dibetulkan agar tidak memicu serangan jilid kedua dan seterusnya. Kalau sumbatan di bawah 50 persen, tidak harus diintervensi namun gaya hidup pasien mesti diubah,” paparnya.

AURA








Bersiap Puasa Ramadan, Simak Saran Dokter untuk Pasien Penyakit Jantung

3 hari lalu

Ilustrasi makanan manis (pixabay.com)
Bersiap Puasa Ramadan, Simak Saran Dokter untuk Pasien Penyakit Jantung

Dokter mengimbau penderita penyakit jantung menghindari menu makanan yang mengandung santan dan gula berlebih selama Ramadan.


Kenali 5 Gejala Kardiomiopati, Melemahnya Jantung dalam Memompa Darah

4 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Kenali 5 Gejala Kardiomiopati, Melemahnya Jantung dalam Memompa Darah

Kardiomiopati merupakan kelainan pada otot jantung yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.


Studi Terbaru Sebut Kurang Tidur dari 5 Jam dalam Sehari Naikkan Risiko Penyakit Jantung 74 Persen

4 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Studi Terbaru Sebut Kurang Tidur dari 5 Jam dalam Sehari Naikkan Risiko Penyakit Jantung 74 Persen

Pada survei 53.416 orang dewasa, ditemukan bahwa kurang tidur meningkatkan risiko PAD.


Cermati Tanda-tanda Awal Serangan Jantung Berikut

6 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Cermati Tanda-tanda Awal Serangan Jantung Berikut

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Gejala peringatan bisa meliputi nyeri dada, sesak napas, nyeri lengan, nyeri bahu, dan kelemahan.


5 Masalah Jantung Seiring Penuaan Usia

7 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
5 Masalah Jantung Seiring Penuaan Usia

Faktor penuaan bisa mempengaruhi adanya gangguan jantung


Inilah Risiko Sering Mengonsumsi Gula Tebu

8 hari lalu

Ilustrasi gula pasir. boldsky.com
Inilah Risiko Sering Mengonsumsi Gula Tebu

Gula tebu adalah gula yang paling umum digunakan sebagai pemanis dalam minuman ataupun makanan. Apa saja risiko kesehatan dari mengonsumsi gula tebu?


Makanan yang Sebaiknya Dihindari Anak dengan Penyakit Jantung Rematik

9 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
Makanan yang Sebaiknya Dihindari Anak dengan Penyakit Jantung Rematik

Pakar menyebut anak dengan penyakit jantung rematik sebaiknya menghindari makanan yang tinggi glukosa. Apa makanan lainnya?


Kenali Penyakit Jantung Rematik pada Anak

9 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Kenali Penyakit Jantung Rematik pada Anak

Orang tua diminta mengenali awal penyakit jantung rematik pada anak, mulai dari radang tenggorokan, nyeri menelan, hingga demam tinggi.


Mengapa Lemak Trans Berisiko Buruk Membahayakan Kesehatan Tubuh?

10 hari lalu

Ilustrasi kentang goreng (Pixabay.com)
Mengapa Lemak Trans Berisiko Buruk Membahayakan Kesehatan Tubuh?

Lemak trans menyebabkan kadar kolesterol jahat meningkat dalam darah.


Cara Membuat Jus Buah Delima untuk Cegah Jantung Koroner

11 hari lalu

Ilustrasi jus buah delima (Pixabay.com)
Cara Membuat Jus Buah Delima untuk Cegah Jantung Koroner

Buah Delima memiliki sejumlah nutrisi yang dapat mencegah jantung koroner