TEMPO.CO, Jakarta - Remaja yang menjadi korban body shaming akan rentan tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah. Selain itu, body shaming akan mempengaruhi bagaimana anak melihat dan berperilaku dalam lingkungan sosialnya di masa mendatang.
Baca juga: Tips Menghadapi Body Shaming dari Psikolog Tara de Thouars
Namun hal tersebut dapat dicegah sejak dini. Salah satunya dengan kebiasaan menjalin komunikasi intim dengan anak, yang bisa membantu anak terhindar dari perasaan terpuruk ketika mengalami body shaming.
Lewat komunikasi, orang tua bisa menanamkan berbagai nilai kepada anak. Salah satunya, tentang kualitas diri manusia yang tidak hanya sebatas fisik. "Sejak dini, beri pujian yang tidak hanya sebatas fisik pula. Misalnya anak berhasil makan sendiri dengan sendok. Orang tua bisa bilang, 'Wah, sekarang kakak sudah bisa makan sendiri. Besok makan pakai sendok lagi, ya,'" ujar psikolog anak dan remaja, Saskhya Aulia Prima.
"Karena semua orang bisa berpendapat dan kita tidak tahu kapan munculnya komentar negatif. Orang tua juga bisa sekaligus menanamkan empati pada anak bahwa cara mengomentari orang lain juga harus diperhatikan. Karena penerimaan setiap orang berbeda-beda. Jangan sampai menyakiti hati orang lain," pungkasnya.