TEMPO.CO, Jakarta - Stroke mini atau strok ringan dalam bahasa medis disebut transient ischemic attack yakni serangan stroke yang sifatnya sesaat. Meski ringan, jika tidak segera ditangani akan memicu stroke berat. Stroke mini disebabkan oleh gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah khususnya di bagian kepala. Gejalanya lemas, linglung, pusing, diplopia atau pandangan ganda, mati rasa, cadel, dan pincang
Baca juga: Olahraga yang Boleh dan Tidak buat yang Pernah Kena Stroke
Dokter Spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit YPK Mandiri Jakarta, dr. Arief Wibowo, SpPD menjelaskan, sebenarnya tubuh memiliki mekanisme alami untuk menghancurkan sumbatan di pembuluh darah. Mekanisme inilah yang membuat stroke mini bisa pulih dalam hitungan menit.
Arief menambahkan stroke kini tidak identik dengan orang tua. Anak muda usia belasan pun bisa terkena mengalaminya. Stroke pada anak muda dipicu dehidrasi berat, infeksi, gangguan irama jantung, dan gangguan pembekuan darah. Selain itu dipicu kebiasaan merokok dan konsumsi narkoba.
Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi berupa pil juga patut waspada. “Sebuah jurnal kesehatan di Prancis menyebut, pil KB dapat meningkatkan risiko strok jika dikonsumsi wanita yang memiliki riwayat migrain dan hipertensi. Ia memicu perubahan hormon dan membuat risiko strok meningkat 2 hingga 3 kali lipat,” ujar dia.
Asumsi lain yang beredar, risiko kaum vegan terkena stroke lebih kecil. Arief membenarkan. Menurutnya, mengonsumsi sayuran hijau dan kuning bisa menurunkan risiko kematian akibat strok hingga 26 persen. Sementara konsumsi buah setiap hari menurunkan risiko kematian akibat strok hingga 35 persen. “Risiko kaum vegan terkena strok memang lebih kecil,” pungkas Arief.