TEMPO.CO, Jakarta - Perceraian dapat terjadi pada siapa pun. Tak sedikit yang memberikan nasihat agar tidak bercerai demi kebahagiaan anak kepada pasangan yang yang rumah tangganya di ujung tanduk.
Namun, menurut psikolog anak dan keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi, M.Si., sebenarnya bukan status pernikahan orang tua yang memberikan dampak psikologis positif maupun negatif bagi anak. “Tapi bagaimana hubungan di antara mereka. Kalau hubungan (orang tua) bertengkar terus, mau statusnya menikah atau tidak, efek psikologisnya pada anak cenderung negatif. Sebaliknya, jika relasi pasangan ini cenderung harmonis dan damai, baik statusnya menikah atau bercerai, dampaknya akan lebih positif pada anak,” urai wanita yang akrab disapa Nina.
Pada beberapa pasangan, keberadaan anak memang ampuh untuk meredakan masalah rumah tangga, sehingga mereka mengurungkan niat bercerai. “Ada banyak pasangan yang walaupun sudah sempat menggugat cerai, kembali bersatu karena satu dan lain hal. Ketika mereka berusaha berubah, memiliki kesepakatan-kesepakatan yang dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka ada kemungkinan rumah tangga mereka justru bisa menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya,” ujar Anna Surti Ariani.
Meski begitu dibutuhkan komitmen dan tanggung jawab yang besar, yang harus benar-benar dijalankan oleh kedua belah pihak. “Kalau mereka hanya sekadar bersatu tetapi tidak menjalankan komitmen serta kesepakatan yang baru dan tidak melakukan perubahan apapun, ya tentunya jalannya rumah tangga tetap cenderung tidak membahagiakan untuk kedua belah pihak. Setelah itu biasanya anak-anak menjadi terpengaruh dengan ketidakbahagiaan kedua orang tuanya,” tambah Nina.
Jika perceraian memang menjadi jalan terakhir yang harus ditempuh, maka orang tua harus tetap mengesampingkan ego masing-masing demi kebaikan anak. Sebab tidak bisa dipungkiri, anak—terlebih yang masih di bawah umur—pasti akan bingung jika orang tuanya tiba-tiba berpisah. “Apalagi kalau kemudian ia menjadi sangat kesulitan untuk bertemu dengan salah satu orang tuanya. Padahal selama ini (sebelum bercerai) ia bisa sering bertemu,” ujar Anna.