TEMPO.CO, Jakarta - Buat yang ingin segera memiliki keturunan, atau mungkin menundanya, adalah keputusan pasangan suami istri. Yang terpenting adalah tahu kapan sedang masa subur dan tidak.
Dokter Boy Abidin SpOG mengatakan perencanaan kehamilan tidak hanya berguna untuk kesehatan seorang perempuan saja. Hal ini juga menyangkut masalah finansial sebuah
keluarga.
Artikel lain:
Bahan Perawatan Kecantikan yang Aman buat Ibu Hamil
Risiko Hamil di Atas 30 Tahun, Awas Diabetes
Menurut Boy, seorang perempuan sebaiknya menjalani proses kehamilan dan persalinan antara umur 25-35 tahun. Jika merencanakan untuk memiliki beberapa anak atau menundanya, bisa menggunakan parameter ini.
"Kalau misalnya mau dijarak dua tahun sekali, tiga anak cukup lah. Ini berhubungan dengan sisi kesehatan rahim ibu juga, pemberian ASI atau pola asuh. Kalau terlalu dekat, anak pertamanya masih butuh kasih sayang. Semua memang tergantung planning masing-masing keluarga dann rezekinya. Mau punya anak atau menunda, pilihan masing-masing," ujar Boy.
Boy mengatakan sangat penting buat perempuan untuk mengetahui masa subur sebab ketika masa subur, perempuan akan berpeluang besar untuk hamil.
"Kita bisa berusaha untuk mengaturnya, bisa melihat kapan masa subur itu terjadi. Jadi kalau mau hamil bisa lanjutkan dengan berhubungan intim saat masa subur. Kalau enggak mau hamil jangan berhubungan intim saat itu. Yang pegang kendali di sini adalah si ibunya," jelas Boy.
Baca juga:
Berencana Hamil? Mulailah Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Hati-hati, Bau Cat Bahaya untuk Ibu Hamil
Mendeteksi masa subur bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengecek suhu basal tubuh, air liur serta lendir vagina. Bisa juga menggunakan alat femometer sensitif ovutest digital untuk mengetahui jadwal masa subur, catatan harian yang berhubungan dengan kesuburan, dan
terhubung dengan alat secara otomatis.
"Kalau mau cepat hamil lakukan hubungan intim 2-3 kali seminggu. Sel telur itu hanya bisa bertahan 12-24 jam saja. Kalau pas lagi subur, berhubungan intim," kata Boy.