Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Olahraga Otak dengan Bicara Banyak Bahasa, Ini Kata Pakar

image-gnews
Ini yang Perlu Dilakukan Agar Efektif Belajar Bahasa Inggris
Ini yang Perlu Dilakukan Agar Efektif Belajar Bahasa Inggris
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bilingualisme atau kemampuan menuturkan dua bahasa sempat dianggap sebagai pemicu berbagai masalah dalam perkembangan anak. Contohnya anak bingung bahasa, terlambat bicara, sulit berkomunikasi, hingga berkepribadian ganda.

Namun, karena tidak diiringi dengan pembuktian lewat penelitian ilmiah, hal tersebut hanya dianggap mitos dan kesalahpahaman. Faktanya, menurut berbagai penelitian, bilingualisme justru memberikan banyak manfaat pada anak.

Artikel lain:
Riset: Belajar Bahasa Asing Bermanfaat bagi Kesehatan
Semakin Muda Usia Belajar Bahasa, Lebih Cepat Menguasainya

Sebuah penelitian di Universitas Florida Atlantic, Amerika Serikat, memastikan anak bisa belajar lebih dari satu bahasa tanpa kebingungan dan orang tua, terutama para imigran, tidak perlu khawatir untuk bicara dengan bahasa ibu mereka kepada anak-anak.

Penelitian lain yang dilakukan di Jerman menyebutkan kemampuan multibahasa bukan sebuah kerugian namun kelebihan.

“Dari ilmu neurologi diketahui bahwa area otak yang dibutuhkan untuk menguasai bahasa akan tersusun lebih rapi dan padat pada anak-anak multibahasa. Terlebih, multilingualisme sepertinya mendukung kemampuan otak untuk mengontrol perhatian. Tidak heran jika anak-anak multilingual mempunyai kemampuan 'menukar' bahasa karena mereka mempraktikkan mekanisme ini dengan sering menukar dua bahasa atau lebih,” urai Claudia Maria Riehl, Direktur Institut Bahasa Asing di Universitas Ludwig Maximilian di Muenchen, Jerman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ellen Bialystok, ahli saraf kognitif yang telah menghabiskan 40 tahun untuk meneliti efek dari bilingualisme pada otak, menyebut bilingualisme sebagai “olahraga otak” karena jaringan otak bergerak lebih aktif ketika seseorang bicara dalam banyak bahasa.

Baca juga:
Jaga Kesehatan Otak dengan Kunyit, Ini Kata Peneliti
Berbohong Bahaya buat Otak, Ini Kaitannya

“Cara jaringan otak bekerja adalah setiap kali Anda bicara maka kedua bahasa akan muncul dan sistem kendali eksekutif otak harus memilah-milah dan memerhatikan mana yang relevan dengan situasi itu,” urai Bialystok.

Dalam penelitian dengan sampel 72 anak usia empat hingga enam tahun di Universitas Chicago, Amerika Serikat, didapati bahwa anak-anak bilingual mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam memahami dan menginterpretasikan maksud dari omongan orang dewasa. Selain itu, mereka mempunyai kemampuan berkomunikasi yang lebih baik dari anak-anak monolingual.

AURA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

3 hari lalu

Ilustrasi bumbu lada hitam. REUTERS
4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.


Prosa.ai Kenalkan Produk Pengubah Teks Jadi Suara Bahasa Indonesia

12 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Prosa.ai Kenalkan Produk Pengubah Teks Jadi Suara Bahasa Indonesia

Prosa.ai meluncurkan produk pengubah teks jadi suara bahasa Indonesia, peningkatan dari versi sebelumnya.


Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

16 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.


5 Tanda-tanda Seseorang Mengalami Otak Popcorn

17 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
5 Tanda-tanda Seseorang Mengalami Otak Popcorn

Salah satu dampak utama dari otak popcorn adalah efeknya yang merugikan fokus pada otak.


Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

17 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.


7 Tips Mencegah Pikun di Usia Muda

19 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
7 Tips Mencegah Pikun di Usia Muda

Pikun tidak hanya merupakan masalah yang terbatas pada orang tua, tetapi juga bisa terjadi pada usia yang relatif muda.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

21 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

24 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

25 hari lalu

Ilustrasi video game. Sumber: Korea e-Sports Association via Facebook/asiaone.com
4 Dampak Buruk Kecanduan pada Kognitif Anak

Kecanduan game atau media sosial sangat buruk terhadap kemampuan kognitif anak. Berikut empat dampak jeleknya.


Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

26 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

Aneurisma otak yang pecah menimbulkan banyak gejala, termasuk "sakit kepala petir", yang dikenal dengan rasa sakit yang tiba-tiba dan menyiksa.