TEMPO.CO, Jakarta - Bilingualisme atau kemampuan menuturkan dua bahasa sempat dianggap sebagai pemicu berbagai masalah dalam perkembangan anak. Contohnya anak bingung bahasa, terlambat bicara, sulit berkomunikasi, hingga berkepribadian ganda.
Namun, karena tidak diiringi dengan pembuktian lewat penelitian ilmiah, hal tersebut hanya dianggap mitos dan kesalahpahaman. Faktanya, menurut berbagai penelitian, bilingualisme justru memberikan banyak manfaat pada anak.
Artikel lain:
Riset: Belajar Bahasa Asing Bermanfaat bagi Kesehatan
Semakin Muda Usia Belajar Bahasa, Lebih Cepat Menguasainya
Sebuah penelitian di Universitas Florida Atlantic, Amerika Serikat, memastikan anak bisa belajar lebih dari satu bahasa tanpa kebingungan dan orang tua, terutama para imigran, tidak perlu khawatir untuk bicara dengan bahasa ibu mereka kepada anak-anak.
Penelitian lain yang dilakukan di Jerman menyebutkan kemampuan multibahasa bukan sebuah kerugian namun kelebihan.
“Dari ilmu neurologi diketahui bahwa area otak yang dibutuhkan untuk menguasai bahasa akan tersusun lebih rapi dan padat pada anak-anak multibahasa. Terlebih, multilingualisme sepertinya mendukung kemampuan otak untuk mengontrol perhatian. Tidak heran jika anak-anak multilingual mempunyai kemampuan 'menukar' bahasa karena mereka mempraktikkan mekanisme ini dengan sering menukar dua bahasa atau lebih,” urai Claudia Maria Riehl, Direktur Institut Bahasa Asing di Universitas Ludwig Maximilian di Muenchen, Jerman.
Ellen Bialystok, ahli saraf kognitif yang telah menghabiskan 40 tahun untuk meneliti efek dari bilingualisme pada otak, menyebut bilingualisme sebagai “olahraga otak” karena jaringan otak bergerak lebih aktif ketika seseorang bicara dalam banyak bahasa.
Baca juga:
Jaga Kesehatan Otak dengan Kunyit, Ini Kata Peneliti
Berbohong Bahaya buat Otak, Ini Kaitannya
“Cara jaringan otak bekerja adalah setiap kali Anda bicara maka kedua bahasa akan muncul dan sistem kendali eksekutif otak harus memilah-milah dan memerhatikan mana yang relevan dengan situasi itu,” urai Bialystok.
Dalam penelitian dengan sampel 72 anak usia empat hingga enam tahun di Universitas Chicago, Amerika Serikat, didapati bahwa anak-anak bilingual mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam memahami dan menginterpretasikan maksud dari omongan orang dewasa. Selain itu, mereka mempunyai kemampuan berkomunikasi yang lebih baik dari anak-anak monolingual.