TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa perempuan tak berani melawan secara langsung saat mengalami pelecehan seksual. Namun sebenarnya ada yang bisa dilakukan agar tidak terus menjadi korban.
Baca juga: Pelecehan Seksual pada Anak Perempuan Bukan Karena Pakaian, Tapi
Rika Rosvianti dari perEMPUan mengatakan cara pertama adalah segera meninggalkan tempat kejadian dan bergeraklah ke tempat ramai. "Segera tinggalkan tempat kejadian lalu cari keramaian. Kalau di tempat ramai, pelaku cenderung sedikit-sedikit menyingkir," kata Rika, di Jakarta, Kamis 29 November 2018.
Saat itu, tentu Anda terkejut sehingga menyalahkan diri bila menjadi korban.
Siapa saja bisa menjadi korban pelecehan seksual, sekalipun dia aktivis perempuan.
Setelah berada di tempat ramai, cobalah menenangkan diri dan menghubungi orang yang dipercaya, entah itu teman, pasangan atau keluarga.
Menurut Rika, salah satu kunci dalam penanganan pelecehan seksual adalah bercerita pada orang yang dipercaya untuk mengurangi trauma sekaligus memperingatkan orang lain bahwa ada pelaku pelecehan di sekitar mereka. "Orang jadi bisa tahu itu pelakunya sehingga berhati-hati. Bantu diri sendiri dulu karena terkadang orang lain tak memahami situasi sehingga malah menyalahkan korban," tutur Rika.
Dalam kesempatan itu. Anindya Restuviani dari Hollaback Jakarta mengingatkan untuk
menjaga keamanan diri dan setidaknya tunjukkan rasa tak suka menjadi korban pelecehan seksual walau lelah mendera. "Ingat keamanan diri. Kalau lelah merespon, setidaknya kita perlihatkan kalau kita enggak suka (dilecehkan). Kalau enggak bisa langsung melawan ya cerita. Setidaknya lakukan sesuatu," kata dia. Rika menambahkan, sekedar pura-pura merekam pelaku juga bisa menjadi cara ampuh agar dia berhenti melecehkan Anda.