Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Batuk yang Tak Kunjung Sembuh, Bisa Jadi Kanker Paru

Reporter

image-gnews
Terkepung Ancaman Kanker Paru-paru
Terkepung Ancaman Kanker Paru-paru
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien kanker paru biasanya terlambat mengetahui penyakitnya karena menganggap gejala batuk yang terjadi adalah batuk ringan biasa. Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis paru dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Brigjen TNI dr. Alex Ginting S, SpP(K).

"Sering ada delay (terlambat deteksi) di pasien karena menganggap batuk pilek itu penyakit 'warung' sehingga dengan meminum obat-obat warung bisa selesai (sembuh)," kata Alex.

Baca juga:
Dokter Ungkap Beda Kanker Paru Beda Pula Penanganannya
Perokok Aktif dan Pasif, Penderita Terbanyak Kanker Paru

Ia meminta masyarakat agar memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit bila mengalami batuk yang berkepanjangan. Batuk yang terjadi hingga empat pekan berturut-turut patut dicurigai merupakan gejala penyakit tuberkulosis (TB).

Sementara, batuk yang belum sembuh hingga mencapai delapan pekan kemungkinan disebabkan oleh kanker paru.

"Orang sering berpikir (batuk) karena alergi, THT, sehingga delay. Kalau batuk empat minggu, curiga kena tuberkulosis, apalagi kalau batuknya sampai delapan minggu, (pasien) usia di atas 40 tahun, kita curiga itu bukan TB, tapi curiga juga dengan keganasan," katanya.

Orang yang menderita kanker paru tahap awal, biasanya tidak menampakkan gejala apapun. Gejala hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah mencapai suatu tahap tertentu.

Batuk.

Gejala tersebut meliputi batuk yang berkelanjutan, hingga akhirnya mengalami batuk darah, mengalami sesak napas, dan nyeri di dada, kelelahan tanpa sebab yang jelas, pembengkakan pada muka atau leher, dan sakit kepala.

Alex pun meminta agar pasien kanker mengikuti seluruh prosedur pengobatan rumah sakit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau mengikuti desain pengobatan secara rumah sakit, harus diikuti semuanya. Jangan cycle satu, ikut pengobatan RS, cycle dua, pergi ke 'Gunung Kidul'," katanya.

Data Globocan 2018, kanker paru adalah yang paling banyak diderita oleh pria dan wanita di seluruh dunia dibandingkan dengan jenis kanker lain dan merupakan penyebab utama dari kematian.

Di Indonesia, 14 persen dari total kematian karena kanker disebabkan kanker paru, yang menjadikan penyakit ini sebagai pembunuh nomor satu.

Ketua Cancer Information and Support Center (CISC), Aryanthi Baramuli Putri, mengatakan kanker paru memiliki angka harapan hidup yang rendah, yaitu sebesar 12 persen, jika dibandingkan dengan kanker lain karena sebagian besar kanker paru terdiagnosis pada stadium yang lanjut.

Karena itu, melakukan deteksi dan diagnosis sejak dini sangat penting bagi orang-orang dengan risiko tinggi menderita kanker paru agar bisa mendapatkan pengobatan yang tepat dan bermutu.

Baca juga:
Waspadai Cepatnya Perkembangan Kanker Paru, Ini Kata Dokter
Biopsi Tak Bikin Sel Kanker Menyebar, Ini Kata Dokter

"Kanker paru memiliki jenis mutasi yang berbeda-beda yang perlu dipahami oleh masyarakat dan praktisi kesehatan dengan tepat. Kepedulian pasien terhadap kanker paru dapat dibangun dari upaya promotif dan preventif yang digaungkan oleh berbagai pemangku kepentingan secara berkesinambungan melalui berbagai kegiatan dan saluran komunikasi," kata Aryanthi.

Data Globocan 2018 juga mengungkapkan bahwa angka mortalitas karena kanker paru di Indonesia mencapai 88 persen. Karena itu, akses terhadap diagnosa serta pengobatan kanker paru sangat penting untuk memperpanjang harapan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

1 hari lalu

ilustrasi kanker (pixabay.com)
Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.


Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

2 hari lalu

Tasya Kamila dan Randi Bachtiar bersama dua anaknya merayakan Lebaran 2023 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat. Foto: Instagram/@tasyakamila
Yang Dilakukan Tasya Kamila bila Anak Batuk Pilek, Bisa Ditiru

Tasya Kamila punya kiat sendiri untuk mengatasi batuk pilek pada anak-anaknya di rumah yang dapat ditiru oleh orang tua lainnya.


Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

3 hari lalu

Mengunduh Manfaat Terapi Sel Punca
Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

3 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

5 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

8 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

9 hari lalu

Sariawan di lidah bisa sembuh sendiri, tapi jika terlalu lama bisa jadi ada infeksi serius hingga sinyal kanker mulut. (Canva)
Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

11 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

11 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.


O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

13 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
O.J. Simpson Meninggal dalam Usia 76 Tahun Setelah Berjuang Lawan Kanker

Bintang NFL sekaligus aktor, O.J. Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker dalam usia 76 tahun.