TEMPO.CO, Jakarta - CEO merek jeans terkenal Levi’s, Chip Bergh, pernah menyarankan agar tetap memakai celana jeans yang telah dicuci setelah lebih dari setahun dipakai. Alasannya adalah karena faktor lingkungan.
Mencuci dapat menghasilkan limbah perusak lingkungan dari detergen yang digunakan. Selain karena faktor lingkungan, ada lima alasan lagi kenapa harus mengurangi frekuensi mencuci celana jeans, seperti dilansir Huffington Post.
Baca Juga:
Baca juga:
Tips untuk Tampil Gaya dengan Celana Jeans
Sering Pakai Celana Jeans Ketat, 4 Masalah Kesehatan Mengintaimu
#Membuat jeans cepat rusak
Terutama jika mempunyai celana distressed jeans, mencuci terlalu sering dapat mengubahnya menjadi lebih buruk dengan cepat. Siklus putaran dan air yang banyak dalam mesin cuci dapat membuat celana jeans rusak.
#Lebih pas dipakai jika sedikit meregang
Celana jeans biasanya akan sedikit lebih kaku setelah dicuci, memakainya pun sedikit kurang nyaman. Setelah lama tidak dicuci, celana jeans akan sedikit meregang dan lebih nyaman dipakai.
#Lebih lama dikeringkan
Menempatkan jeans pada mesin pengering menurut Robert Schaeffer, pendiri Schaeffer Garment Hotel di Los Angeles, Amerika Serikat, sangat mengerikan karena dapat membuat tagihan listrik membengkak.
Baca juga:
Kiat Memilih Celana Jeans yang Sesuai dengan Bentuk Tubuh
Tips Supaya Pakaian Tak Terkena Lunturan Warna Jeans
#Tidak terlalu kotor
Sebuah tes yang dilakukan di Universitas Alberta, Kanada, pada 2009 menunjukkan jumlah bakteri pada celana jeans cukup normal setelah 15 bulan memakai tanpa dicuci. Jumlah bakteri akan tetap sama dengan celana jeans yang dicuci dan dipakai selama 13 hari.
#Menghabiskan banyak air
"Mencuci celana jeans rata-rata menghabiskan sekitar 3.500 liter air setelah dua tahun pemakaian dan mencucinya seminggu sekali,” kata Bergh. Sementara menurut National Geographic dibutuhkan 2.900 galon air hanya untuk mencuci sepotong celana jeans.