TEMPO.CO, Jakarta - Isu penculikan anak kembali merebak. Sejumlah pesan singkat beredar luas di masyarakat melalui grup WA atau media sosial.
Terlepas benar atau tidak, kabar penculikan tersebut telah meresahkan masyarakat, terutama orang tua dengan anak usia balita dan sekolah dasar. Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, mengatakan agar masyarakat segera melaporkan kepada pihak kepolisian jika ditemukan ada informasi terkait penculikan anak.
Artikel lain:
Anak Alami Kekerasan, Ini Tandanya
Pola Asuh Narsis, Jangan Lupa Ajarkan Anak Empati
”Jika ada informasi terkait penculikan anak, sampaikan ke polisi. Hal ini dilakukan agar isu yang beredar ditelusuri lebih jauh, apakah benar atau tidak sehingga tidak berkembang liar dan menambah resah masyarakat,” pesan Susanto.
Susanto mengungkapkan sejak 2011–2018, laporan korban penculikan anak yang diterima KPAI jumlahnya naik turun. Tren kasus penculikannya juga beragam dengan berbagai modus dan polanya.
Baca Juga:
Ada beragam modus dan motif yang digunakan pelaku saat melancarkan aksinya. Pertama, modus mengajak bermain anak. Dalam kasus ini, penculik mendekati anak saat bermain, bahkan penculik turut bermain bersama-sama dengan anak-anak.
Kedua, modus memberi makanan atau minuman anak. Cara ini dilakukan agar anak mau berinteraksi dengan pelaku sebelum ia melancarkan aksinya.
Ketiga, modus jebakan dalam siber. Berawal dari chat melalui medsos, pelaku mengajak bertemu, selanjutnya melancarkan aksinya.
Dengan beragam modus ini, Susanto berpesan agar orang tua tidak lengah dalam memberikan pengawasan pada anak-anak. Dia juga mengingatkan agar para orang tua mengetahui pola-pola penculikan anak agar dapat mewaspadainya.
Susanto menjelaskan berdasarkan kajian KPAI mengenai jenis dan motif penculikan anak, ditemukan banyak motif yang mendasari pelaku berbuat nekat, di antaranya motif ekonomi individual dan berjejaring seperti perdagangan manusia serta motif dendam.
Baca juga:
Alasan Orang Tua Wajib Menanamkan Kebiasaan Baik pada Anak
Kiat Membiasakan Anak Tidur di Kamar Sendiri
”Ada juga karena masalah tertentu,” jelasnya.
Susanto juga meminta masyarakat untuk jangan mudah membagi atau memberikan informasi penculikan jika belum dipastikan kebenarannya karena menurutnya informasi yang belum valid tersebut bisa menimbulkan keresahan publik.
”Jika ada orang yang sengaja menyebar hoax penculikan anak, kami meminta polisi untuk menangkap. Ini meresahkan masyarakat,” tegasnya.