TEMPO.CO, Jakarta - Berita bohong atau hoax cepat tersebar di berbagai jejaring media sosial. Kabar-kabar bohong beredar seolah-olah apa yang diinformasikan benar adanya dan akhirnya merugikan pihak-pihak tertentu.
Salah satu diantaranya adalah kebohongan yang dilakukan oleh mertua aktivis Ratna Sarumpaet. Ia mengaku dianiaya sebelum akhirnya membuat pengakuan bahwa penganiayaan itu hanyalah isapan jempol dan rekaan semata.
Artikel terkait:
5 Cara Menangkis Berita Hoax dan Orang yang Percaya
Sebab Orang Kian Mudah Berkomentar Negatif di Media Sosial
Hoax lain misalnya mengenai 100 bayi yang membutuhkan orang tua asuh pascabencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Hoax ini disebarkan di media sosial, WhatsApp dan sebagainya.
Apa yang harus Anda lakukan agar tidak mudah teperdaya dan terpengaruh kabar-kabar palsu yang merajalela? Rena Masri, psikolog klinis dewasa yang juga merupakan pendiri @cintasetara memberikan beberapa tips jitu agar Anda bisa mengusir hoax dari kehidupan sehari-hari.
Baca juga:
Menelisik Motif Kebohongan Ratna Sarumpaet
5 Cara Menangkis Berita Hoax dan Orang yang Percaya
"Pertama, jangan langsung menyebarkan berita sebelum kita tahu kebenaran berita tersebut," kata Rena.
Kedua, Rena menyarankan agar kita mau memperbanyak informasi dan pengetahuan agar tidak mudah termakan hoax. Ketiga, sebelum ikut panas karena hoax, ada baiknya terlebih dulu membaca secara perlahan dan memahami berita tersebut.
"Keempat, cek dari mana sumber beritanya dan terakhir, pelajari apa saja ciri-ciri berita hoax," tandasnya.