Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Alergi Debu pada Lansia, Bisa Sebabkan Stroke

Reporter

image-gnews
Ilustrasi wanita tua atau lansia. Matt Cardy/Getty Images
Ilustrasi wanita tua atau lansia. Matt Cardy/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Debu penyebab alergi juga bisa memberi dampak buruk pada orang lanjut usia. Dikutip dari Channelnewsasia.com, alergi adalah salah satu penyebab penyakit yang cukup berbahaya bagi lansia.

Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh semakin melemah dan menyebabkan berbagai macam gejala penyakit, termasuk masalah pernapasan seperti bronkitis, dan penyakit jantung. Berikut beberapa tips menjaga lansia dari pemicu alergi.

Baca juga:
Menciptakan Rumah yang Aman dan Nyaman bagi Lansia
Berikan Perhatian pada Lansia bila Mengalami Depresi

1. Menciptakan suasana baru
Dibandingkan anak kecil dan orang dewasa sistem imun lansia lebih lemah seiring bertambahnya usia sehingga tidak cepat merespon alergi. Imun pada usia tua juga berarti meningkatnya respon terhadap penyakit and komplikasi sebagai hasil dari alergi terhadap debu.

Kondisi ini sering terjadi pada lansia yang ketika membutuhkan suasana dan iklim baru serta kualitas udara yang berbeda untuk menghindari penyakit seperti bronkitis.

Menurut American Association of Retired Persons (AARP), orang di atas 45 tahun dan sejarah yang panjang dengan sakit demam berisiko 87 persen terserang stroke. Ini sesuai dengan fakta bahwa reaksi atas alergi memicu pembengkakan dan berisiko stroke.

Biasanya alergi memang tak didiagnosis saat usia lanjut karena mereka fokus pada penyakit berat. Batuk dan hidung tersumbat dapat disalahartikan sebagai gejala lain, seperti serangan jantung dan episema, kondisi di mana paru-paru kesulitan bernafas.

2. Komplikasi dengan kondisi saat ini
Alergi debu bisa memicu gejala batuk dan pernapasan yang terhambat. Kondisi ini juga memiliki konsekuensi buat lansia dengan masalah kardiovaskular atau pernapasan.

Meskipun begitu, alergi yang berulang membutuhkan pula indikasi pengobatan medis lain, seperti tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Bagaimana cara mengatasi resiko ini?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Artikel lain:
Survey: Hidup Lebih Bahagia Saat Lanjut Usia
Alasan Menitipkan Orang Tua Lansia ke Panti Jompo  

1. Atur pola makan
Makanan yang tepat seperti apel, jahe, kacang almond, dan sayuran hijau bisa mengatasi pembengkakan dan gejala alergi. Mengonsumsi vitamin C juga bisa membantu mencegah pembengkakan.

2. Perhatikan gejala yang ditunjukkan
Jika lansia mengalami gejala yang selalu sama, seperti batuk, flu, dan tersumbatnya pernapasan, segera bawa ke dokter. Alergi bisa memberikan banyak efek sehingga penting untuk diatasi dengan serius.

3. Higienis
Doronglah orang tua untuk mandi setelah menghabiskan waktu di luar. Hal ini bisa membantu mereka terbebas dari pemicu alergi yang menempel di rambut dan kulit.

4. Rumah harus tetap bersih
Untuk menjaga rumah tetap bersih maka perlu dibersihkan secara teratur. Jauhkan barang-barang yang menyimpan banyak penyebab alergi. Bersihkan dapur dan kamar mandi dari jamur serta gantilah bantal dengan bantal yang tidak menyerap debu dan resisten terhadap jamur.

5. Gunakan AC
Mengatasi alergi bisa dengan menutup jendela dan menyalakan pendingin ruangan atau air conditioner (AC). AC juga harus dirawat secara rutin agar menghasikan performa yang lebih baik.

6. Gunakan penyaring udara
Membeli penyaring udara bisa membantu mengurangi pemicu alergi seperti debu dan jamur. Carilah penyaring udara dengan filter yang bisa menangkap partikel yang berpotensi merusak kesehatan dengan daya saring sampai 99,95 persen atau setara dengan 0,1 mikro.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

1 hari lalu

Kawanan domba di sebuah peternakan dekat Delegate, New South Wales, Australia, 19 November 2023. REUTERS/Peter Hobson
Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.


Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

1 hari lalu

Ilustrasi tumor mata
Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.


Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

8 hari lalu

Ilustrasi lansia. Mirror.co.uk
Dampak Buruk Kesepian di Masa Pensiun dan Cara Mengatasinya

Banyak warga senior yang merasa kesepian setelah masa pensiun sehingga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Apa yang perlu dilakukan?


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

8 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

11 hari lalu

Kacang salah satu penyebab alergi (pixabay.com)
Fakta tentang Alergi Kacang, Bisakah Diobati?

Dokter anak serta pakar alergi dan imunologi di California mengungkapkan beberapa fakta menarik tentang alergi kacang. Simak faktanya.


5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

15 hari lalu

Ilustrasi stroke. scrubbing.in
5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

Gejala stroke ringan diklaim bisa hilang dalam 24 jam namun tak boleh dianggap serius. Berikut beberapa gejala dan apa yang perlu dilakukan.


Kemenko PMK Jelaskan Penyelenggaraan Haji 2024 agar Ramah Lansia

18 hari lalu

Jamaah haji melakukan tawaf ifadah mengelilingi kabah di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, Sabtu 1 Juli 2023. Jutaan jamaah haji melakukan tawaf ifadah yang menjadi rukun haji usai melakukan wukuf di Arafah dan lempar jamrah di Jamarat. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Kemenko PMK Jelaskan Penyelenggaraan Haji 2024 agar Ramah Lansia

Jemaah haji 2024 diberangkatkan dalam 554 kloter dan tersebar di 14 asrama haji serta 13 embarkasi.


Mau Mudik dengan Lansia, Sebaiknya Lakukan Persiapan Ini

20 hari lalu

Dokter Speasialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri Rumah Sakit Pertamina Pusat IHC RSPP, Kuntjoro H/Tempo-Mitra Tarigan
Mau Mudik dengan Lansia, Sebaiknya Lakukan Persiapan Ini

Ketika Anda akan mudik bersama masyarakat lanjut usia (lansia), ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

21 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

22 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.