Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masih Melajang di Usia Matang dan Mapan, Mungkin Ini Sebabnya

image-gnews
Ilustrasi wanita lajang bahagia. shutterstock.com
Ilustrasi wanita lajang bahagia. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dulu, wanita yang memasuki usia 20 tahun dan belum menikah mulai resah. Keluarga cemas dan bisa menjadi gunjingan.

Kini, makin banyak wanita berusia 30 tahun ke atas yang melajang, dan beberapa di antaranya terlihat tenang-tenang saja. Masih ada segelintir orang berbisik di belakang, yang mencap mereka sebagai orang aneh beserta tuduhan lain.

Baca juga:
Nikmatnya Hidup Melajang, Cek Kelebihannya
7 Fakta Hidup Melajang, Bahagia atau Sengsara?

Buat yang belum kunjung menikah jangan berkecil hati. Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan Pew Research Center Report di Washington, Amerika Serikat, pada 2010, 40 persen wanita yang belum menikah di atas usia 35 tahun disebabkan memang belum menemukan pasangan yang tepat atau khawatir kehilangan ruang kebebasan dalam hidupnya.

Pakar memberikan alasan umum mengapa seorang wanita belum menikah meski usia sudah matang.

1. Berorientasi pada karier
Psikolog dan penulis buku Singled Out: How Singles are Stereotyped, Stigmatized, and Ignored, and Still Live Happily Ever After dari Amerika Serikat, Bella De Paulo, mengatakan perbandingan populasi lelaki yang lebih kecil daripada wanita pada masa ini membuat wanita akhirnya lebih mengalokasikan waktu mengejar karier dibanding mencari jodoh dan menikah. 

“Selagi melajang, beberapa wanita menemukan dirinya bebas mengejar impian dan karier yang diinginkan. Mereka fokus pada pekerjaannya, menghasilkan banyak karya, mendapatkan apresiasi yang membahagiakan, dan menambah rasa percaya diri. Begitu menikmati dan tenggelam dalam dunia kerja, lama-lama pencarian pendamping hidup tak menjadi prioritas, bahkan terlupakan,” kata De Paulo.

2. Terlalu independen
Punya pekerjaan mapan, mampu menghidupi diri, dan memenuhi kebutuhan sendiri, para wanita lajang masa kini juga bebas mengambil keputusan sendiri dalam hidupnya.

“Mereka tidak merasa dibatasi dan tidak perlu merasa khawatir harus mengubah jalan hidup atau gaya hidup kapan pun untuk menyesuaikan dengan orang lain. Contohnya, ketika seorang wanita lajang tiba-tiba ditawari pekerjaan di luar kota atau luar negeri, dia tidak perlu mempertimbangkan perasaan pasangan. Dia bisa langsung memutuskan sendiri saat itu juga,” ujar De Paulo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ruang hidupnya lebih leluasa. Sayangnya, karena keasyikan, mereka jadi menunda-nunda pernikahan atau malah tidak terdorong untuk menikah. Mereka merasa hidup melajang itu bebas. Idealnya, lebih baik hidup berpasangan dari pada sendiri.

3. Terlalu pemilih
Tidak hanya pria yang pemilih. Wanita pun terkadang bisa sangat pemilih. Mereka yang merasa cerdas, maju, dan independen biasanya membutuhkan kriteria tinggi dari seorang pria. Ketika seorang wanita bisa mencukupi semua kebutuhannya sendiri, apa yang dicarinya dari seorang pria? Tuntutannya bisa mendetail dan bermacam-macam. 

Selain itu, menurut psikolog Robert Firestone dari New York, Amerika, wanita bisa jadi pemilih dilatarbelakangi sepenggal pengalaman buruk pada masa lalu. Misalnya pernah tertipu, dikhianati, atau ditolak pria sehingga selalu ada prasangka buruk terhadap lawan jenis. Ia menjadi terlalu berhati-hati dan berakhir membuat kriteria yang sulit dipenuhi.

“Masalahnya, yang perlu Anda ketahui, tidak ada pria yang benar-benar sempurna di luar sana. Jangan membuat daftar kriteria yang tidak realistis untuk seorang pendamping hidup kalau tidak mau melajang seumur hidup,” tutur Firestone. 

Setiap orang pasti memiliki kekurangan. Selama kekurangan pada dirinya tidak terlalu minus atau ekstrem, seharusnya bisa dipertimbangkan untuk menjadi calon pendamping hidup.

Artikel terkait:
Pilih Melajang, Nikmati 5 Keuntungannya
Hidup Melajang dan Kesepian Berisiko Mati karena Stroke

4. Terlalu asyik dengan kehidupan sosial
Para lajang yang mandiri sering mempunyai aktivitas dan interaksi sosial lebih banyak dibanding yang punya pasangan. Punya kehidupan sosial menyenangkan, memberikan apresiasi, dan kebahagiaan tersendiri. Namun, saking asyiknya, mereka lupa bahwa penting juga memikirkan pernikahan dan membangun rumah tangga.

“Beberapa lajang kerap merasa khawatir kalau hubungan yang serius atau pernikahan akan membatasi waktu dan ruang mereka bersosialisasi serta memperluas jaringan pertemanan, kerja, maupun bisnis,” ucap Eric Klinenberg, sosiolog dari Universitas New York, Amerika.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

4 hari lalu

Ilustrasi pasangan cemburu. Freepik.com
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.


Penelitian Menyebut Melajang dan Tak Bersosialisasi Berisiko Kematian Dini

5 hari lalu

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
Penelitian Menyebut Melajang dan Tak Bersosialisasi Berisiko Kematian Dini

Penelitian menemukan orang yang melajang atau tak punya pasangan lebih tua secara biologis dan kemungkinan kematian karena berbagai penyebab.


1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

8 hari lalu

Ilustrasi pasangan jenuh. Shutterstock
1001 Alasan Pasangan Enggan Menikah, Ini 10 Sinyal di Antaranya

Pasangan selalu menunda tanggal pernikahan tanpa sebab yang jelas meski sudah lama berhubungan. Berikut 10 sinyal ia enggan menikah.


Hubungan Tak Nyaman dengan Pasangan, Perlukah Diteruskan?

17 hari lalu

Ilustrasi pasangan bertengkar. shutterstock.com
Hubungan Tak Nyaman dengan Pasangan, Perlukah Diteruskan?

Untuk mengetahui apakah Anda termasuk orang yang tidak nyaman dalam hubungan, simak enam tanda berikut.


Masih Cinta dan Ingin Balikan dengan Mantan, Mulai dengan Langkah Berikut

22 hari lalu

Ilustrasi wanita menangisi foto mantan kekasihnya. shutterstock.com
Masih Cinta dan Ingin Balikan dengan Mantan, Mulai dengan Langkah Berikut

Anda masih sayang pada pasangan meski sudah putus. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin balikan dengan mantan.


Pemicu Pasangan Bercerai di Usia 50-an

27 hari lalu

Ilustrasi pasangan bercerai. milligazette.com
Pemicu Pasangan Bercerai di Usia 50-an

Bercerai tak kenal usia. Ada lima alasan umum mengapa perceraian terjadi pada pasangan berusia di atas 50 tahun menurut psikoterapis.


Psikolog Ungkap Kaitan Cinta Buta dan Daya Tarik, seperti Apa Pasangan Idaman Anda?

28 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Shutterstock
Psikolog Ungkap Kaitan Cinta Buta dan Daya Tarik, seperti Apa Pasangan Idaman Anda?

Psikolog menjelaskan soal daya tarik dengan pandangan yang berbeda pada masing-masing orang serta kaitan dengan cinta buta.


Jatuh Cinta Baik buat Kesehatan dan Jantung, Bagaimana bila Sebaliknya?

32 hari lalu

Ilustrasi pasangan kencan. Foto: Unsplash.com/Nathan Dumlao
Jatuh Cinta Baik buat Kesehatan dan Jantung, Bagaimana bila Sebaliknya?

Jatuh cinta bisa terasa seperti candu dan menjalaninya bisa bermanfaat bagi kesehatan. Bagaimana dengan putus cinta, apa kata kata sains?


Yang Terjadi pada Tubuh saat Jatuh Cinta Menurut Sains

32 hari lalu

Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com
Yang Terjadi pada Tubuh saat Jatuh Cinta Menurut Sains

Apakah terjadi secara cepat atau bertahap, jatuh cinta melibatkan sejumlah proses biologis yang berbeda. Apa pengaruhnya bagi tubuh?


Dahsyatnya Dampak Patah Hati pada Fisik, Tak Hanya Emosional

38 hari lalu

Ilustrasi Patah Hati. (indiatimes)
Dahsyatnya Dampak Patah Hati pada Fisik, Tak Hanya Emosional

Tak hanya menghancurkan perasaan dan menggerus emosi, patah hati juga berdampak besar bagi kondisi tubuh, bahkan mempengaruhi jantung.