TEMPO.CO, Jakarta - Kanker payudara menjadi momok terbesar bagi wanita. Ada beberapa hal yang menjadi faktor risiko kanker payudara, termasuk perokok aktif dan pasif, konsumsi lemak dan alkohol berlebihan, wanita yang mengalami stres berat, dan juga wanita yang tidak menyusui.
Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar Kanker Payudara, Awas Keliru
Menurut dokter spesialis obestetri dan ginekologi, Raditya Wratsangka, faktor risiko kanker payudara dapat berasal dari perilaku, pola makan dan faktor paparan. "Kalau mengenali faktor risiko kanker, kita bisa mengurangi risiko kanker payudara dengan menghindari hal-hal tersebut,” kata dokter Raditya, dalam sebuah diskusi, di Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2018.
Dr. Raditya Wratsangka, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 10 Oktober 2018. TEMPO/Astari P Sarosa
Lebih lanjut Raditya menambahkan, wanita yang tidak menikah, wanita yang tidak mempunyai anak, dan tidak menyusui memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi. “Itu biasanya kaitannya dengan perilaku menyusui. Mereka yang tidak menyusui memiliki faktor risiko lebih besar dari yang menyusui,” lanjut Dr. Raditya. Karena itu, wanita yang sudah melahirkan dianjurkan menyusui untuk mengurangi risiko kanker.
Mengutip laman FitPregnancy, ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara. Salah satunya adalah wanita yang menyusui memiliki siklus menstruasi yang lebih sedikit, dan karena itu lebih sedikit terpapar estrogen, yang telah terbukti menyebabkan beberapa jenis kanker payudara. Teori lain menjelaskan kalau menyusui membuat sel-sel payudara lebih tahan terhadap mutasi yang dapat menyebabkan kanker.
Selain itu, ada faktor gaya hidup yang juga bisa menjadi alasan menyusui mengurangi risiko kanker payudara. Wanita yang menyusui cenderung berhenti merokok dan minum, makan makanan yang lebih sehat, dan secara umum merawat diri sendiri dengan lebih baik. Perilaku ini diketahui dapat mengurangi risiko kanker payudara.