TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai data terkait akses informasi soal kesehatan reproduksi remaja di negara kita masih minim. Alhasil, banyak remaja enggan membahas kesehatan reproduksi karena terkait erat dengan seks, yang notabene masih dianggap tabu.
Hal itu terungkap dalam peluncuran aplikasi Dokter Gen Z yang digagas komunitas remaja Indonesia Hipwee dan John Hopkins University Centre for Communication Program di Jakarta, beberapa waktu lalu. Salah satu narasumber yang hadir adalah mantan penyanyi cilik Tasya Kamila, yang baru saja menikah dengan Randi Bachtiar.
Baca juga:
Tempat Nongkrong Tasya Kamila, Internet Kencang Banyak Inspirasi
Kerudung Cantik Tasya Kamila Saat Akad Nikah
"Sudah saatnya remaja Indonesia menghapus stigma tabu dari pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual. Remaja berhak mendapat pendidikan tersebut dengan mudah," kata Tasya.
Aktivitas seksual harus memuaskan, aman, dan yang paling penting bertanggung jawab. Karenanya, lembaga pernikahan dibutuhkan untuk memayungi mereka yang siap lahir batin untuk berumah tangga.
Di sisi lain, masa remaja adalah fase yang paling rentan. Dua per tiga dari populasi remaja Indonesia tidak menyadari bahwa sekali berhubungan seks bisa hamil.
Narasumber lainnya, dr. Fransisca Handy Agung, menjelaskan, "Data terbaru menunjukkan kasus kehamilan pada remaja 2,7 persen dari total populasi remaja Indonesia. Sepintas kecil, tapi percaya deh, ini fenomena gunung es."
"Saya bekerja di rumah sakit kecil tingkat kecamatan. Setiap bulan ada setidaknya dua kasus persalinan remaja. Bayangkan dalam setahun ada berapa? Itu baru di rumah sakit saya. Di rumah sakit lain? Belum lagi yang berupaya melakukan aborsi?" lanjutnya.
Artikel lain:
Hadiri Pernikahan Tasya Kamila, 3 Selebriti Ini Pilih Warna Hitam
Penampilan Tasya Kamila saat Tunangan, Cantik dan Elegan
Merespons fakta dan data ini, Tasya mengajak remaja lebih kritis menyikapi berbagai informasi seputar kesehatan reproduksi. Jangan langsung percaya pada informasi yang disebar di media sosial atau disampaikan teman. Lakukan cek silang untuk mendapat fakta yang asli.
"Kalau ada tautan di medsos, entah Twitter, Instagram, atau Facebook, telusuri dulu sumber asli dan akun pertama yang menyebarkan mengingat banyak mitos dan fakta seputar seks atau kesehatan reproduksi yang beredar. Jika ada portal yang bisa menjadi sarana terpercaya untuk tahu dan curhat seputar kesehatan reproduksi, kalian bisa bertanya untuk mendapat penjelasan lebih valid," saran Tasya.