TEMPO.CO, Jakarta - Pada saat mengatakan anak pintar, seringkali yang dibicarakan adalah intelektual anak dari sisi akademis. IQ atau Intelligence Quotient adalah indikator kecerdasan intelektual yang lebih berfokus pada akademis, analisis, dan logika. Sedangkan EQ atau Emotional Quotient, adalah kompetensi seseorang dalam berkomunikasi dan menunjukkan empati pada orang lain. Karena itu, pada saat mengajarkan anak, jangan hanya fokus pada IQ, tetapi juga fokus pada EQ.
Psikolog Analisa Widyaningrum menjelaskan kalau pendidikan di Indonesia sekarang hanya berfokus ke kompetensi akademis anak. Padahal, saat masuk ke dunia kerja dan kehidupan sosial, anak harus belajar empati dan cara membangun karakter.
Baca juga:
Anak Sehat, Idealnya Jadi Anak Cerdas
Anak Pintar Saja Tak Cukup, Apalagi?
“Kita melihat sekarang dengan zaman milenial bisa menggunakan sosmed tanpa batas dan bebas memberikan komentar, ini kita butuh empati dan karakter,” jelas Analisa di Jakarta Selatan, Kamis, 4 Oktober 2018.
Dia menjelaskan bila orang tua fokus mengajarkan anak mengenai empati dan karakter, generasi muda Indonesia akan bisa lebih maju dan lebih bagus lagi.
“Sekarang Indonesia masih krisis orang-orang yang memiliki kecerdasan secara emosional,” lanjut Analisa.
Artikel terkait:
Ikan, Kunci Anak Cerdas dan Tidur Lelap
Penuhi Gizi Anak sejak Kecil agar Ia Tumbuh Jadi Anak Cerdas
Dia menjelaskan karena anak dari kecil dinilai hanya melalui kecerdasan akademis, banyak yang tidak peduli dengan kecerdasan emosional. Analisa mengatakan kalau dengan meningkatkan kecerdasan emosional sejak kecil tidak hanya bagus untuk membangun bangsa, tetapi juga bagus untuk setiap individu dalam kehidupan sehari-hari.