Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pesan Menyentuh Nadia Murad Usai Menerima Nobel Perdamaian 2018

image-gnews
Aktivis Yazidi, Nadia Murad berhasil Dianugerahi Nobel Perdamaian Dunia. REUTERS/Lucas Jackson
Aktivis Yazidi, Nadia Murad berhasil Dianugerahi Nobel Perdamaian Dunia. REUTERS/Lucas Jackson
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Nadia Murad Basee Taha meraih Nobel Perdamaian untuk perjuangannya dalam mengungkapkan kekerasan seksual dan membantu korban kekerasan seksual lain di negaranya.  Nadia Murad menerima Nobel Perdamaian 2018 bersama dengan Denis Mukwege, seorang dokter dari Kongo yang juga membantu isu yang sama.

“Saya merasa sangat terhormat dan merasa rendah hati dengan dukungan mereka (Komite Nobel) dan saya berbagi penghargaan ini dengan semua Yazidi dengan semua warga Irak, Kurdi dan semua minoritas dan semua pejuang yang selamat dari kekerasan seksual di seluruh dunia,” pesan Nadia Murad setelah menerima Nobel Perdamaian 2018, dikutip dari Reuters.

Artikel lain:
Nadia Murad, Korban Kekerasan Seksual ISIS Raih Nobel Perdamaian
Nadia Murad, bekas budak seks ISIS yang dianugerahi Nobel Perdamaian

Nadia juga mengatakan kalau penganiayaan terhadap minoritas harus diakhiri. Kekerasan seksual terhadap perempuan tidak boleh ditoleransi.

“Kita harus tetap berkomitmen untuk membangun kembali komunitas yang dirusak oleh genosida. Kita harus tetap teguh dalam membantu pengungsi kembali ke rumah, atau diberi tempat yang aman di tempat lain,” lanjut Nadia Murad.

Aktivis Yazidi, Nadia Murad berhasil Dianugerahi Nobel Perdamaian Dunia. REUTERS/Vincent Kessler

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wanita berusia 25 tahun ini mendorong kerjasama dengan tekad, agar kampanye genosida tidak hanya gagal, tetapi pelaku akan mendapat akuntabilitas.

“Kita tidak boleh hanya membayangkan masa depan yang lebih baik bagi perempuan, anak-anak, dan kaum minoritas yang teraniaya, kita harus bekerja secara konsisten untuk mewujudkannya , memprioritaskan kemanusiaan, bukan perang,” kata Nadia.

Nadia Murad diculik ISIS dari rumahnya di desa Kocho, Irak, pada Agustus 2014, dan diperjualbelikan, disiksa, dan mengalami kekerasan seksual setelah dibawa ke Mosul, Irak. Lebih dari 6.700 wanita dan anak-anak telah menjadi korban perbudakan dan perdagangan manusia di bawah ISIS.

Baca juga:
Denis Mukwege dan Nadia Murad Dapat Penghargaan Nobel Perdamaian

Setelah kabur dan ditolong sebuah keluarga di Mosul, Nadia berhasil melintasi perbatasan Irak-Suriah dan mendapat bantuan dari sebuah organisasi untuk bertemu dan tinggal bersama saudara perempuannya yang berada di Jerman. Nadia Murad menjadi aktivis antikekerasan terhadap perempuan bernama "Perjuangan Rakyat Kami".

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

4 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

20 Januari 2024

Orang-orang berjalan di sepanjang jalan, saat bendera Serbia dikibarkan, di Zubin Potok, Kosovo, 31 Mei 2023. REUTERS/Ognen Teofilovski
Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa menghargai aspirasi warga Serbia lebih penting daripada mengakui kemerdekaan negara tetangga Kosovo.


Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

3 Januari 2024

Pemenang Nobel Perdamaian dan pendiri Bank Grameen Muhammad Yunus. ANTARA/AFP/Kazuhiro NOGI
Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

Muhammad Yunus, penerima nobel perdamaian dari Bangladesh divonis bersalah dan bui 6 bulan. Berikut profil dan gerakan yang dilakukannya.


Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

2 Januari 2024

Prof. Muhammad Yunus penerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2006A. ANTARA/Noveradika
Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

Pelopor keuangan mikro ini dituduh oleh PM Bangladesh Sheikh Hasina 'menghisap darah' masyarakat miskin.


Raksasa Semen Prancis Digugat di AS karena 'Setor' Uang Preman ke ISIS

15 Desember 2023

Foto-foto etnis Yazidi yang menjadi korban pembantaian ISIS. Sumber: dokumen KBRI Bagdad, Irak.
Raksasa Semen Prancis Digugat di AS karena 'Setor' Uang Preman ke ISIS

Perusahaan semen Prancis diduga berkonspirasi memberikan dukungan material terhadap kampanye kekerasan yang dilakukan oleh ISIS.


Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

10 Desember 2023

Ali dan Kiana Rahmani, anak Narges Mohammadi, seorang aktivis hak asasi manusia Iran yang dipenjara, memegang penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2023, menerimanya atas nama ibu mereka di Balai Kota Oslo, Norwegia, 10 Desember 2023. NTB/Fredrik Varfjell melalui REUTERS
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Narges Mohammadi optimistis rakyat Iran pada akhirnya akan mengatasi otoritarianisme pemerintah


Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

10 Desember 2023

Aktivis Iran Narges Mohammadi, peraih Hadiah Nobel Perdamaian, menunjukkan tanda kemenangan, di lokasi yang dirahasiakan di Iran, dalam gambar selebaran yang diperoleh pada 6 Oktober 2023. Narges Mohammadi merupakan salah satu aktivis hak asasi manusia terkemuka di Iran. Ia telah berkampanye untuk hak-hak perempuan dan penghapusan hukuman mati. Narges Mohammadi's family/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

Hadiah Nobel Perdamaian akan dibagikan di Oslo pada Minggu 10 Desember 2023, tetapi pemenangnya Narges Mohammadi, saat ini berada di penjara Iran


Anak-anak Narges Mohammadi Siap Tak Bertemu Ibu Mereka Lagi

9 Desember 2023

Taghi Ramahi, suami Narges Mohammadi, seorang pembela hak-hak perempuan Iran yang dipenjara, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2023, berpose dengan foto dirinya dan istrinya yang tidak bertanggal, saat wawancara di rumahnya di Paris, Prancis, 6 Oktober 2023. REUTERS/Christian Hartmann
Anak-anak Narges Mohammadi Siap Tak Bertemu Ibu Mereka Lagi

Anak-anak remaja pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Iran Narges Mohammadi yang dipenjarakan khawatir mereka tidak akan pernah bertemu ibu mereka lagi.


Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

6 Desember 2023

Saat menghadapi hukuman mati, Nelson Mandela berbicara dari beranda atas Pengadilan Rivonia, April 1964:
Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela menerima lebih dari 250 penghargaan internasional sepanjang hidupnya, termasuk Nobel Perdamaian 1993.


Anies Baswedan Ingin Makan Malam Bersama Tiga Tokoh Ini, Siapa Saja Mereka?

5 Desember 2023

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyampaikan orasi kepada relawan di Gor Gondrong, Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu 2 Desember 2023. Acara tersebut dihadiri ribuan relawan se-Kota Tangerang dari partai pengusung pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Anies Baswedan Ingin Makan Malam Bersama Tiga Tokoh Ini, Siapa Saja Mereka?

Capres Anies Baswedan menjawab pertanyaan peserta FPCI Sabtu lalu, tentang tiga orang yang ingin ia datangi untuk makan malam. Siapa saja?