Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Ratna Sarumpaet, Psikolog: Tetap Ada yang Mesti Diapresiasi

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Aktivis Ratna Sarumpaet saat tiba di Polda Metro Jaya Jakarta, Kamis malam, 4 Oktober 2018. Ratna ditangkap sebelum terbang ke Cile untuk menghadiri konferensi The 11th Women Playwrights International 2018. TEMPO/Amston Probel
Aktivis Ratna Sarumpaet saat tiba di Polda Metro Jaya Jakarta, Kamis malam, 4 Oktober 2018. Ratna ditangkap sebelum terbang ke Cile untuk menghadiri konferensi The 11th Women Playwrights International 2018. TEMPO/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus informasi palsu atau hoax yang melibatkan Ratna Sarumpaet berbuntut panjang. Saat ini Ratna Sarumpaet sedang menjalani proses hukum karena diduga membuat kabar bohong yang meresahkan masyarakat. Bahkan sebuah organisasi bernama Lembaga Pemilih Indonesia memberi gelar "Ibu Hoax Indonesia" kepada Ratna Sarumpaet yang kini berstatus tersangka kasus penyebaran hoax.

Baca: Menelisik Motif Kebohongan Ratna Sarumpaet

Psikolog dari Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim menyayangkan apa yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Pertanyaan besar yang belum jelas terjawab adalah, kenapa perempuan 69 tahun itu melakukan kebohongan yang merusak citra dirinya sendiri.

"Dia semestinya berpikir, kalau kebohongan ini diteruskan maka akan berdampak bukan kepada dia saja, tapi juga keluarga, teman, termasuk orang-orang yang dia dukung," kata Rose Mini kepada Tempo.

Meski begitu, Rose Mini mencatat ada hal positif yang dilakukan Ratna Sarumpaet terkait kasus ini. "Satu hal positif yang perlu ditandai adalah dia mengakui kesalahannya walaupun terlambat," ucap Rose Mini. Hanya saja, keterlambatan meluruskan informasi yang keliru itu bisa jadi membuat publik sulit percaya kalau mungkin yang dilakukannya ini sekadar guyon belaka.

"Memang harus dilihat ada masalah apa? Apakah memang hanya ingin menarik perhatian orang kepadanya, atau ada maksud lain?" ucap Rose Mini. Drama hoax Ratna Sarumpaet ini bikin heboh dalam sepekan terakhir.

Ratna Sarumpaet. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepada beberapa temannya, Ratna Sarumpaet mengaku wajahnya babak belur karena dianiaya di Bandung, Jawa Barat pada 21 September 2018. Untuk meyakinkan orang lain, Ratna Sarumpaet menyertakan foto diri dengan wajah bengkak.

Ketika itu, Ratna Sarumpaet masih terdaftar dalam juru kampanye pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Banyak yang mengaitkan bengkaknya wajah Ratna dengan unsur politik. Dukungan kepada dia mengalir hingga muncul gerakan Solidaritas untuk Ratna Sarumpaet.

Polisi lantas menelusuri informasi ini dan menemukan sejumlah kejanggalan. Beberapa temuan menunjukkan Ratna Sarumpaet tidak berada di Bandung pada tanggal itu, melainkan berada di sebuah rumah sakit khusus bedah di Jakarta. Dokter ahli bedah yang juga penyanyi, Tompi menegaskan wajah Ratna bengkak bukan karena dipukuli melainkan operasi plastik.

Baca juga:
Ratna Sarumpaet, Tompi: Beda Bengkak Dipukuli dan Operasi Plastik

Belakangan Ratna Sarumpaet membongkar kebohongannya. Dia mengaku wajahnya bengkak karena usai menjalani operasi sedot lemak di sebuah rumah sakit di Jakarta. Ratna Sarumpaet meminta maaf kepada semua pihak, terutama Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Artikel terkait:
Saran Psikolog buat Keluarga dan Teman Ratna Sarumpaet

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

4 hari lalu

Ilustrasi penahanan. Sumber: aa.com.tr
Video Viral Penangkapan Paksa Istri Anggota TNI yang Laporkan Suami Selingkuh, Polda Bali: Hoax

Polda Bali buka suara perihal penangkapan paksa istri anggota TNI yang mempunyai anak usia 1,5 tahun dan menyusui di sel tahanan.


Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

27 hari lalu

Beredar video dampak gempa Jumat sore di Pulau Bawean yang dibantah BMKG. (infobmkgjuanda)
Beredar Video Dampak Gempa di Pulau Bawean, BMKG: Hoax

BMKG menyatakan bahwa video tersebut bukan dampak dari gempa magnitudo 6,5 di Laut Jawa pada Jumat sore.


Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

27 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi Suhartoyo saat memimpin Sidang Pengucapan Putusan Uji Materi Pasal-Pasal Pencemaran Nama Baik dan Berita Bohong di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 21 Maret 2024. Permohonan uji materi diajukan oleh Haris Azhar, Fatia Maulidiyanti, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) terkait pasal-pasal pencemaran nama baik dan berita bohong. Pasal-pasal yang diuji materi antara lain, Pasal 14 dan Pasal 15 UU 1/1946; Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 45 ayat (3) UU ITE; serta Pasal 310 KUHP. Pasal-pasal tersebut dianggap melanggar prinsip nilai negara hukum yang demokratis serta hak asasi manusia, dan seringkali disalahgunakan untuk menjerat warga sipil yang melakukan kritik terhadap kebijakan pejabat publik. TEMPO/Subekti.
Apresiasi MK Hapus Pidana Berita Bohong, ICJR: Jaminan Hak Kebebasan Berekspresi dan Berpendapat

Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus pidana berita bohong.


Langgar Aturan Nyepi Ratna Sarumpaet Dihentikan Pecalang, Begini Syarat Menjadi Pecalang

35 hari lalu

Ratna Sarumpaet diberhentikan pecalang karena keluar rumah saat Hari Raya Nyepi di Bali, Senin, 11 Maret 2024. Instagram/Planet Denpasar/Jurnalis Rakyat
Langgar Aturan Nyepi Ratna Sarumpaet Dihentikan Pecalang, Begini Syarat Menjadi Pecalang

Ratna Sarumpaet menggunakan mobil saat perayaan Nyepi di Bali pada Senin, 11 Maret 2024, aksinya tersebut kemudian diingatkan pecalang setempat.


Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

36 hari lalu

Queensland University of Technology, Australia. Gotoaustralia.com.au
Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).


Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

37 hari lalu

Ratna Sarumpaet saat memberikan keterangan pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta, Kamis, 26 Desember 2019. Ia divonis dua tahun penjara yang diterimanya untuk dakwaan menyebarkan berita bohong alias hoax.  TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Sederet Kontroversi Ratna Sarumpaet, Terbaru Keluar Pakai Mobil saat Perayaan Nyepi di Bali

Ratna Sarumpaet kembali menjadi perbincangan publik lantaran aksinya keluar rumah dengan mobil saat perayaan Nyepi di Bali.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

39 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.


Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

41 hari lalu

PT Merck Tbk, (Merck) perusahaan sains dan teknologi di bidang kesehatan, dan Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI) berkolaborasi memperbarui situs MauPunyaAnak.id/Tempo-Mitra Tarigan
Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.


Le Minerale Jadi Korban Persaingan Bisnis Tak Etis

44 hari lalu

Le Minerale Jadi Korban Persaingan Bisnis Tak Etis

Le Minerale dapat menangkis berbagai serangan terkait keamanan dan mutu produknya dengan menggambarkan ketaatan perusahaan


Produsen yang Dirugikan oleh Hoaks Influencer Bisa Tempuh Jalur Hukum

44 hari lalu

Produsen yang Dirugikan oleh Hoaks Influencer Bisa Tempuh Jalur Hukum

Upaya terus-menerus dari sejumlah pihak untuk memojokkan Le Minerale sejatinya tak lebih dari persaingan bisnis yang tidak etis.