TEMPO.CO, Jakarta - Saat melihat orang makan sendiri di kafe atau restoran, pasti kita sering berpikir kalau ia tidak punya teman atau sedang kesepian. Anggapan semacam itu plus kebiasaan memandangi orang asing yang kerap dilakukan orang Indonesia juga sering membuat risih kalau harus berada sendirian di tempat umum, termasuk untuk makan.
Tapi kini, tren makan sendiri di restoran atau tempat umum popularitasnya sedang meningkat, bahkan menjadi tren di banyak negara. Sebuah survei yang dilakukan pada 2010-2015 menyatakan jika jumlah orang yang makan sendirian jadi lebih banyak dijumpai, terutama di negara-negara Eropa, seperti di Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman.
Baca juga:
Ciri Khas Generasi Milenial Ini Kerap Jadi Sorotan, Apa Saja Itu?
Ini Perbedaan Mencolok Wanita Generasi Milenial dan Nonmilenial
Aneka Gangguan Mental Menyerang Generasi Milenial, Apa Sebabnya?
Generasi Milenial Rentan Stres, Atasi dengan Cara Mudah
Terjadi peningkatan jumlah orang yang makan sendiri sebesar 30 persen di negara-negara tersebut. Selama kurun waktu lima tahun sejak 2010, jumlah pengunjung yang datang sendirian ke restoran mencapai 138 juta atau meningkat sebanyak 9 persen.
Pengunjung datang sendirian ke sebuah tempat makan paling banyak dilakukan saat sarapan, kemudian makan siang, dan cukup jarang terlihat saat makan malam. Makan sendirian tidak lagi dipandang sebagai hal aneh. Pasalnya, generasi milenial saat ini lebih banyak berinteraksi dengan gawai daripada dengan orang lain.
Pengunjung restoran yang kerap datang sendirian mengaku tidak masalah, bahkan lebih suka ditemani ponsel, tablet, dan perangkat elektronik lain saat makan. Makan sendirian juga kian disukai banyak orang, khususnya generasi milenial, karena persepsi tentang makan perlahan berubah.
Ilustrasi wanita di kafe. shutterstock.com
Kegiatan makan-makan bukan sekedar momen untuk bersosialisasi, menunjukkan kehangatan dan keakraban dengan banyak orang, tapi makan juga bisa jadi waktu berkualitas untuk diri sendiri. Saat makan sendirian, kita bisa lebih fokus menikmati makanan yang dipesan.
Kita juga tidak perlu terlalu memusingkan table manner seperti saat bersantap dengan orang lain. Makan sendiri juga dipandang lebih efisien karena kita bisa segera memesan makanan, menghabiskan, lalu pergi sesuai dengan waktu yang kita punya.
Dengan fenomena tersebut, tak heran kalau beberapa tahun belakangan ini jumlah restoran dengan fasilitas untuk makan sendiri jadi semakin banyak ditemui, misalnya di Amsterdam dan Finalndia, ada restoran pop up yang dirancang untuk pengunjung yang makan sendirian. Di Jepang juga ada kafe yang menawarkan boneka berkarakter lucu untuk jadi teman saat makan.