TEMPO.CO, Jakarta - Banyak anak-anak yang terpisah dari orang tua setelah gempa berkekuatan Magnitudo 7,4 dan tsunami mengguncang Kabupaten Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, pada hari Jumat, 28 September 2018. Banyak juga anak-anak yang harus pindah ke pengungsian karena bencana gempa dan tsunami Palu ini.
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menunjukkan salah satu anak yang terpisah dari orang tuanya karena bencana di Pulau Sulawesi ini.
Baca juga:
Benda yang Harus Dibawa Ibu di Pengungsian Gempa dan Tsunami Palu
Gempa Lombok, Pastikan Bayi Tidur di Tempat Aman dan Terpisah
Kiat Melindungi Anak Saat Gempa Bumi
Alasan Anak Korban Gempa Lombok Tak Boleh Disumbang Susu Formula
“Bayi ini terpisah, bahkan kemungkinan kehilangan orangtuanya akibat bencana di Kota Palu. Mari kita doakan untuk saudara-saudara kita korban bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah agar diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini,” tulis Agus di Instagram.
Agus juga menjelaskan kalau Kementerian Sosial akan terus memastikan warga tertangani kebutuhan dasarnya. Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention, anak-anak yang berpisah dari keluarga selama atau setelah keadaan darurat bisa merasa terganggu secara mental dan fisik.
Tenda pengungsi bagi warga korban gempa dan tsunami di halaman rumah dinas gubernur di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. TEMPO/Muhammad Hidayat
Banyak juga anak yang harus tinggal di pengungsian. Anak-anak seringkali mengikuti reaksi yang mereka lihat dari orang dewasa di sekitar mereka. Ketika orang tua atau orang dewasa lain menangani bencana dengan tenang dan penuh percaya diri, mereka dapat memberikan dukungan terbaik untuk anak-anak mereka.
Saat di pengungsian, Anda bisa memberikan anak-anak kesempatan untuk berbicara tentang apa yang mereka lalui dan apa yang mereka pikirkan mengenai hal tersebut. Anda juga dapat membantu anak-anak merasakan dan mengelola perasaan mereka dengan mendorong mereka untuk mengambil tindakan yang terkait langsung dengan bencana. Misalnya, anak-anak dapat membantu orang lain setelah bencana, termasuk menjadi sukarelawan untuk membantu komunitas atau anggota keluarga dalam lingkungan yang aman.
Tentunya setiap anak akan memiliki reaksi yang berbeda pada bencana alam, namun hal yang paling dibutuhkan anak-anak yang di pengungsian adalah perhatian dan dukungan yang cukup.