TEMPO.CO, Jakarta - Paparan radiasi ultraviolet dari matahari dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah di mata. Jika dibiarkan secara jangka panjang dapat menyebabkan berbagai penyakit mata, salah satunya katarak, penyebab utama kebutaan di Indonesia.
Dokter spesialis mata dari RS Cipto Mangkusomo Jakarta, Astrianda N Suryono, mengatakan katarak merupakan jenis penyakit mata yang terjadi akibat proses penuaan atau degenerasi, biasanya banyak dialami oleh pasien yang berusia di atas 60 tahun.
Artikel terkait:
Hati-hati Bermain Petasan, Mata Bisa Buta
8 Faktor Risiko yang Memicu Mata Kering
Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Kesehatan Mata
5 Langkah Memijat Mata untuk Menyamarkan Lingkatan Hitam
Selain katarak, sinar matahari juga mengakibatkan munculnya degenerasi makular, yaitu penyakit yang terjadi di pusat retina, jaringan di belakang mata yang peka terhadap sinar. Penyakit ini, secara berangsur-angsur akan merusak penglihatan tengah yang tajam.
Selain penyakit tersebut, radiasi sinar UV juga dapat menyebabkan pterygium atau pertumbuhan pada lapisan luar (bagian putih mata) yang pada akhirnya menutupi bagian tengah kornea. Serta corneal sunburn (photokeratitis) yang terjadi akibat paparan sinar UV-B berlebih.
Photokeratitis ini mirip dengan sengatan matahari dari kornea dan konjungtiva, dan biasanya tidak disadari sampai beberapa jam setelah paparan. Gejala meliputi rasa sakit, intens air mata, kelopak mata berkedut, dan ketidaknyamanan dari cahaya terang.
“Pterygium adalah penyakit pada konjungtiva, photokeratitis pada kornea, degenerasimacula menyerang retina, dan katarak pada lensa,” terangnya.
Penyakit mata ini memang tidak terjadi dalam jangka pendek tetapi secara jangka panjang. Namun, umumnya banyak yang tidak menyadari dan baru melakukan pengecekan ketika sudah kronis.