TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan produk Indonesia juga bisa disebabkan oleh generasi milenial yang bangga menggunakan barang-barang lokal. Tentu saja, barang bermerek masih diminati oleh milenial kelas menengah ke atas.
Namun karena peraturan pajak yang rumit, semakin banyak yang lebih memilih untuk membeli barang preloved atau bekas pakai untuk produk-produk bermerek. Bahkan, sekarang milenial merasa lebih keren saat menggunakan produk lokal, jadi lebih memilih produk Indonesia dibanding barang bermerek.
Artikel lain:
Alasan Generasi Milenial Lebih Suka Belanja secara Nontunai
Generasi Milenial Senang Berganti Pekerjaan, Ini yang Dicari
Ini Perbedaan Mencolok Wanita Generasi Milenial dan Nonmilenial
Milenial, Gajinya Paling Rendah Dibanding Generasi Sebelumnya?
“Anak-anak milenial suka budaya dan suka lokal. Jangan dibilang kalau anak muda enggak suka lokal. Sekarang itu kayaknya keren kalau pakai produk lokal,” jelas Vita Datau Messakh, Ketua Akademi Gastronomi Indonesia dan Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja, Kementerian Pariwisata, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Selasa, 18 September 2018.
Dia juga mengatakan kalau influencers memiliki peran yang besar untuk meningkatkan minat membeli produk lokal. Saat melihat seorang influencer menggunakan produk lokal yang terlihat keren, banyak anak milenial yang terdorong untuk menggunakan produk lokal juga, sama halnya dengan makanan Nusantara.
“Makanan Indonesia menurut saya kalau di festival-festival lebih dicari,” lanjut Vita.
Baca Juga:
Dia mengatakan kalau tentunya manusia memiliki rasa ingin tahu dan juga akan tetap mencoba makanan luar, terutama saat mengikuti tren. Namun, Vita menjelaskan, kalau banyak masyarakat Indonesia yang mengerti kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mencintai makanan Indonesia. Perkembangan media sosial juga membantu generasi milenial untuk lebih mencintai kuliner Indonesia.
“Anak-anak milenial lebih suka memotret dan share di Instagram makanan lokal, jarang makanan luar. Karena itu, kita bisa membuat gerakan-gerakan yang mengembangkan makanan atau kuliner Indonesia lebih jauh lagi melalui media sosial,” tutur Vita.