TEMPO.CO, Jakarta - Busana muslim dari 53 negara akan dipamerkan dalam Contemporary Muslim Fashions Exhibition di de Young Museum, Fine Arts Museum of San Francisco, Amerika Serikat, mulai 22 September 2018 hingga 6 Januari 2019. Pameran akan dilanjutkan ke Museum Frankfurt Angewandte Kunst pada 2019, dan diharapkan menjadi pameran busana muslim terbesar di dunia.
Baca juga: Busana Muslim Sporty Sampai Syari di JFW 2018
Pameran ini mengeksplorasi gaya berpakaian wanita muslim yang kompleks dan beragam dari seluruh dunia. Desainer yang mewakili Indonesia antara lain Dian Pelangi, Khanaan, Itang Yunasz, Rani Hatta, Nur Zahra, dan IKYK. Mereka akan menampilkan ciri khas karyanya masing-masing.
Desainer Itang Yunasz mengatakan memiliki kebanggaan yang sangat besar terlibat dalam pameran busana muslim terbesar di dunia. “Kalau menurut saya itu adalah kebanggaan yang sangat besar. Ini mengenai penghargaan betapa hebatnya busana muslim ini di seluruh dunia. Indonesia juga punya sesuatu yang sangat kuat dalam busana muslim,” ujar Itang Yunasz di Harlequin Bistro, Jakarta Selatan, Senin, 17 September 2018.
Model fashion Halima Aden mengikuti prosesi pemotretan di sebuah studio di New York City, Amerika Serikat, 28 Agustus 2017. Menjadi finalis Miss Minnesota membuat Halima Aden dikontrak IMG Models. REUTERS
Pameran ini dikurasi Jill D’Alessandro dan Laura L. Camerlengo, juga Reina Lewis, profesor studi budaya di London College of Fashion, sebagai konsultan kurator. Setiap desainer akan menampilkan 2-3 busana selama pameran, dan busana tersebut sudah melalui proses yang cukup panjang. Dian Pelangi dan Itang Yunasz mengatakan sudah bertemu dengan para kurator dua tahun yang lalu.
Model berhijab, Halima Aden, juga menjadi bagian dari acara ini sebagai model utama. Sekitar 80 busana akan ditampilkan dalam pameran ini, baik dari desainer yang sudah senior maupun para desainer baru dari seluruh dunia. Indonesia akan menonjolkan budaya dan motif melalui busana-busana yang akan ditampilkan enam desainer tersebut. "Indonesia lebih meriah, lebih permainan ke motif. Mungkin karena kita negara Indonesia banyak budayanya, itu jadi unsur yang menarik,” ucap Dian Pelangi.
ASTARI PINASTHIKA SAROSA