TEMPO.CO, Jakarta - Penderita epilepsi biasanya ditandai dengan kejang-kejang saat terkena serangan. Namun beberapa di antaranya memang tidak selalu terkena serangan setiap saat, bahkan ada yang sampai bertahun-tahun tidak terkena serangan. Tetapi, jika tiba-tiba ada pasien epilepsi yang tiba-tiba mengalami kejang ada di sekitar Anda, ini yang akan menjadi masalah.
Baca juga: Gejala Epilepsi Tak Hanya Kejang, Simak Penjelasan Dokter
Saat tiba-tiba penderita epilepsi terkena serangan, biasanya orang sekitar secara spontan akan berusaha memberikan bantuan sebisa mungkin. Jika ini terjadi untuk tahap pertama yang harus dilakukan sebaiknya berusaha menenangkan diri sendiri lebih dulu sebelum memberikan bantuan. “Lalu miringkan posisinya dan cegah terkena benda berbahaya yang ada di sekiktarnya,” ujar dokter Irawati Hawari saat mengisi acara Seminar betajuk “Seminar Awam Epilepsi” di Menteng, Jakarta, Sabtu, 15 September 2018.
Namun, dokter yang akrab disapa Ira itu mengatakan ada beberapa hal salah yang seringkali dilakukan orang dalam menangani kasus ini. Salah satunya adalah, kebanyakan suka memasukkan benda ke dalam mulut penderita epilepsi. Padahal hal ini justru bisa berbahaya. “Ini sering sekali kan yah. Suka memasukan sesuatu bahkan karena panik, orangtua suka kasih jarinya ke dalam mulut. Takutnya bisa putus kan serem yah,” ujarnya.
Hal lainnya yang sering kali salah dilakukan terhadap penderita epilepsi ialah dengan memegang orang tersebut saat terkena serangan. Hal ini justru bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh penderita. Sebab, dengan menahan gerakan kejang, justru akan membuat tulang pasien terkena disposisi atau pergeseran tulang dari tempat yang seharusnya.
Dokter Ira menyarankan, saat seorang penderita epilepsi mengalami serangan kejang usahakan untuk tetap membiarkannya saja. Biasanya kejang ini hanya akan berlangsung selama 1 -2 menit, setelah itu pasien kembali normal seperti biasanya. Meski begitu, hal yang penting Anda lakukan saat pasien mengalami kejang adalah hitung durasi kejang serta menjaga agar tidak ada hal yang membahayakan pasien.
"Jadi kita perlu hitung berapa banyaknya. Kemudian diamkan sampai dia sadar penuh. Sebelum dia sadar penuh, jangan memberikan dia makanan dan minuman atau mengkonsumsi obat apapun,” ujarnya.