TEMPO.CO, Jakarta - Kurs dolar Amerika Serikat terhadap sejumlah mata uang di Asia, termasuk rupiah, terus menguat dan membuat nilai tukar rupiah melemah. Kurs rupiah bahkan sempay menyentuh angka 15.000 per dolar Amerika Serikat.
Melemahnya nilai tukar rupiah tentu saja membuat beberapa konsumen khawatir mengenai kenaikan harga untuk produk langganannya, terutama produk-produk impor.
Artikel lain:
Rupiah Melemah, Rachmat Gobel: Saatnya Menggenjot Ekspor
Rupiah Melemah, Masyarakat Ramai Jual Dolar di Money Changer
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia atau Perkosmi, Sancoyo Antarikso, menjelaskan kalau melemahnya nilai tukar rupiah menyebabkan kenaikan harga pada produk kosmetik impor.
“Untuk produk kosmetik impor, pelemahan rupiah tentu akan menyebabkan kenaikan harga beli dalam rupiah. Maksud saya, kalau harga USD 10, pelemahan rupiah 100 rupiah terhadap dolar tentu akan menambah harga beli sebesar 1.000 rupiah,” jelas Sancoyo kepada Tempo.
Baca juga:
Tips Cantik: Cara Mengetahui Kosmetik Berkualitas dan Tidak
5 Hal Terlarang ketika Memilih Kosmetik
Namun, setiap perusahaan bisa memiliki strategi masing-masing untuk menyikapi perubahan ini. “Tergantung strategi pricing dari masing-masing perusahaan. Banyak cara untuk menyikapinya. Ada yang melakukan efisiensi di biaya, adjustment di size, adjustment di formulasi, ada yang menaikkan harga jual ke konsumen atau kombinasi,” lanjutnya.
Sedangkan untuk produk yang diproduksi kemungkinan besar tidak akan memiliki perubahan harga atau tidak terdampak dari melemahnya nilai tukar rupiah.
“Namun saya masih harus pelajari lagi lampiran PMK (Peraturan Menteri Keuangan)-nya, apakah ada bahan baku yg terdampak,” tutur Sancoyo.