TEMPO.CO, Jakarta - Saat buah hati yang dinanti tak kunjung datang, sejumlah pasangan suami istri berencana mendapat momongan dengan cara bayi tabung. Cara ini dinilai sebagai solusi paling jitu untuk mendapat keturunan.
Baca juga: Tya Ariestya Ikut Program Bayi Tabung Kedua Berapa Ongkosnya
Embriologis dan Direktur Klinik Morula IVF Jakarta, Prof. Arif Boediyono, PhD mengingatkan, jika dalam setahun belum mendapat momongan maka pasangan suami istri patut bertanya-tanya.
“Siklus menstruasi wanita normal, kan setiap 28 hari. Masa dalam 12 bulan masa subur suami dan istri tidak ada yang pas. Menentukan masa subur suami dan istri sangat penting. Kalau dalam setahun belum hamil, berpikirlah ada sesuatu yang tidak beres. Periksalah ke dokter dan mereka harus berkomitmen siapa pun yang bermasalah harus diatasi bersama. Jangan saling menyalahkan,” ujar Arif di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Tidak diketahui masalahnya di sini berarti istri dan suami sama-sama sehatnya. Bisa jadi, mani suami ditolak saat pembuahan. Karenanya istri mesti mengecek siklus kewanitaannya normal atau tidak. Lalu dengan bantuan dokter, cek saluran tabung fallopinya siapa tahu mampet. Jika mampet, sel telur tidak bisa turun untuk menemui sperma. Jika ini terjadi, Anda harus berkonsultasi dengan dokter obstetri dan ginekologi,” tutur Arif.
Suami juga mesti menjalani tes. Biasanya, ia diminta (maaf) masturbasi, lalu maninya dicek di laboratorium. Adakah semen dan sel spermanya? Jika ada, idealkah jumlahnya? Kadang, karena bisa mengeluarkan banyak mani maka suami merasa kondisinya baik-baik saja.
Yang Harus Diperhatikan Sebelum Menempuh Program Bayi Tabung (Depositphotos)
“Padahal, belum tentu jumlah sel spermanya melimpah. Jumlah sel sperma itu idealnya 15 juta dalam sekali pembuahan,” urainya. Menguatkan ulasan Arif, spesialis kandungan dan Presiden Murola IVF Jakarta, dr. Ivan R. Sini, MD, FRANZCOG, GDRM, SpOG mengingatkan hal pertama yang mesti dilakukan jika ingin segera beroleh keturunan, mengecek masa subur pasangan.
Jika berkali-kali berhubungan berdasarkan masa subur tidak berhasil, lakukanlah inseminasi. Jika masih tidak berhasil, cek adakah saluran tabung fallopi yang mampet. Kalau ada, cobalah mempertemukan sel sperma dan telur di luar lewat program bayi tabung. “Program bayi tabung sebenarnya proses alami di dalam rahim yang dikerjakan di luar. Setelah sel sperma dan telur bertemu dan membentuk embrio, barulah embrio itu dikembalikan ke rahim,” tandas Irvan.
Artikel lain:
Tya Ariestya Jalani Program Bayi Tabung, Kini Hamil Anak Kedua
Usia Ayah Tentukan Sukses Tidaknya Program Bayi Tabung