TEMPO.CO, Jakarta - Tawuran maut yang melibatkan puluhan pelajar SMAN 32 di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu, 1 September 2018, berujung maut. Seorang pelajar dari SMA Muhammadiyah di kawasan Slipi, Jakarta Barat, berinisial AH, 16 tahun, tewas karena tawuran tersebut.
Anda tentu tidak ingin anak terlibat bentrok fisik yang berakhir dengan kematian. Orang tua memang tidak bisa memperhatikan saat anak di sekolah. Namun ada pola asuh yang bisa diterapkan sejak anak kecil agar mereka menghindari perkelahian fisik.
Artikel lain:
4 Alasan Anak Bosan Sekolah
5 Tips Memilih Sekolah untuk Sang Buah Hati
Restoran Cepat Saji Disarankan Jauh dari Sekolah
Bila Si Kecil Tak Suka Guru Sekolahnya
Dilansir dari American Psychology Association, penelitian menunjukkan perilaku kekerasan sering dipelajari sejak awal kehidupan. Namun orang tua yang merawat anak-anak dapat membantu mereka belajar mengatasi emosi tanpa menggunakan kekerasan.
#Beri kasih sayang dan perhatian yang konsisten
Setiap anak membutuhkan hubungan yang kuat dan penuh cinta dengan orang tua atau orang dewasa lain agar merasa aman serta mengembangkan rasa percaya. Masalah perilaku dan kenakalan cenderung kurang berkembang pada anak-anak yang orang tuanya terlibat dalam kehidupan mereka, terutama pada usia dini.
#Pastikan anak selalu diawasi
Anak-anak bergantung pada orang tua dan anggota keluarganya untuk dorongan, perlindungan, dan dukungan ketika mereka belajar berpikir untuk diri sendiri. Tanpa pengawasan yang tepat, anak-anak tidak menerima bimbingan yang dibutuhkan. Studi melaporkan bahwa anak-anak tanpa pengawasan sering memiliki masalah perilaku. Orang tua harus berkeras mengetahui di mana anak-anak setiap saat dan siapa teman-temannya. Jangan pernah meninggalkan anak-anak kecil di rumah sendiri, bahkan untuk waktu yang singkat.
#Tunjukkan perilaku
Anak-anak sering belajar dengan melihat hal yang orang tua lakukan. Perilaku, nilai-nilai, serta sikap orang tua dan saudara memiliki pengaruh yang kuat pada anak-anak. Nilai rasa hormat, kejujuran, dan kebanggaan dalam keluarga dapat menjadi sumber kekuatan yang penting bagi anak-anak, terutama jika mereka dihadapkan pada tekanan teman sebaya yang negatif, tinggal di lingkungan yang penuh kekerasan, atau bersekolah di tempat yang banyak kekerasan.