TEMPO.CO, Jakarta - Sarapan wajib dilakukan sebelum melakukan aktivitas sehari-hari. Namun, beberapa orang tetap merasa lapar dan lemas beberapa jam setelahnya. Hal ini bisa disebabkan karena menu sarapan yang dimakan tidak bertahan lama di perut.
Baca juga: Sesibuk Apa pun, Jangan Lewatkan Sarapan, Ini Alasannya
Ahli Gizi Hardiansyah mengatakan kebanyakan orang tidak mengkonsumsi menu sarapan dengan tepat. “Orang sering mengganggap sarapan itu harus makanan karbohidrat yang padat. Padahal bisa yang lain juga. Yang terpenting adalah serat,” ujar Hardiasnyah saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta, Rabu, 5 September 2018.
Hardiansyah menjelaskan fungsi serat dapat membantu untuk menciptakan gula di dalam tubuh. Kendati begitu, menu sarapan kaya serat ini tidak disarankan untuk orang yang baru saja selesai melakukan olahraga. “Karena perlahan bisa jadi sumber zat gizi, stamina lebih baik, berpikir lebih lama, konsentrasi,” kata dia.
Selain itu Hardiansyah mengatakan selain menu makanan, kualitas dari makanan itu sendiri juga harus diperhatikan. Menu sarapan harus memenuhi asupan gizi yang diperlukan seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Tidak lupa juga asupan air juga harus tercukupi karena akan mempengaruhi kecerdasan.
“Ada airnya juga akan mudah dicerna. Dan yang lebih penting lagi, itu harus ada seratnya. Ini kalau ada akan jadi gula dari yang dihasilkan pelan sehingga bertahan lebih lama di tubuh,” kata Hardiansyah. Hal yang lain yang perlu diperhatikan adalah waktu yang baik untuk sarapan. Dia menyarankan sarapan sebaiknya dilakukan mulai 2-4 jam setelah seseorang bangun dari tidur paginya.
Artikel lain: Pola Menu Sarapan Modern nan Praktis