TEMPO.CO, Jakarta - Ada sebuah anggapan bahwa luka tidak boleh ditutup karena akan membuat luka tersebut menjadi lembab dan tidak bisa kering, dan luka akan lebih lama sembuh. Ternyata, hal tersebut adalah sebuah mitos. Luka yang dibiarkan terbuka lebih rentan terkena bakteri yang membuat proses pemulihan luka lebih lama dari seharusnya.
Baca juga: Bahaya Menggaruk Bekas Luka
Dokter Spesialis Luka, Adisaputra Ramadhinara, menjelaskan kalau pada tahun 1962, telah ada penelitian yang membuktikan bahwa proses penyembuhan luka bisa berlangsung lebih optimal dalam keadaan lembab. Fakta ini mengubah total anggapan selama ini yang mengatakan kalau luka kering akan lebih cepat sembuh.
“Luka sembuh itu bukan saat kering. Sembuh itu saat kulit kembali ke semula, paling akan berubah warna. Kalau kering malah belum tentu sembuh,” jelas Dokter Adisaputra, di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan, Rabu 5 September 2018.
Ilustrasi anak terluka. contraplano.cl
Baca Juga:
Proses penanganan luka memang harus dilakukan dengan benar agar luka cepat sembuh. Tahap pertama adalah membersihkan luka dengan cairan antibiotik yang efektif dan aman pada kulit. Lalu, tutup luka dengan plester untuk melindungi area yang terluka dari gesekan atau kontaminasi bakteri luar. Tidak hanya itu, plester juga membantu untuk menjaga agar luka tetap lembab. Setiap melakukan pergantian plester, bersihkan luka terlebih dahulu untuk membantu proses penyembuhan yang optimal.
“Kenapa kalau dibuka lebih lama sembuhnya? Kalau lukanya lembab, tidak akan koreng, yang biasanya muncul saat luka mengering. Karena itu, proses penyembuhan akan lebih cepat. Koreng juga biasanya membuat kulit gatal. Untuk menghindarinya, kulit harus lembab,” kata Adisaputra.
Artikel lain:
Selain untuk Kesehatan, Teh Hijau Juga Mampu Hilangkan Bekas Luka
Hindari Pakai Kapas dan Alkohol untuk Bersihkan Luka