TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian wanita mungkin pernah mengalami siklus haid dari satu bulan ke bulan lainnya yang berbeda-beda. Misalnya 28 hari antara satu bulan ke bulan berikutnya, lalu menjadi 32 hari ke bulan berikutnya.
Baca juga: Gejala Haid yang Menunjukkan Ada Masalah Kesehatan
Hal tersebut tentu membingungkan apakah dapat dikatakan siklus haidnya teratur atau tidak. “Manusia itu bukan robot, tidak akan haid dengan siklus 1-30 hari atau 1-28 hari saja. Jadi, ada range antara 21-42 hari. Dari 100 wanita yang ditanya, pasti ada yang menjawab tidak (teratur),” ujar dokter spesialis obstetric dan ginekologi dari RSU Bunda, Jakarta, Cindy Rany Wirasti.
Dalam jangka waktu 21-42 hari itu termasuk siklus yang normal. Kalau bulan ini 28 hari, bulan depan 32 hari, lalu 35 hari dan kembali lagi ke 28 hari, juga termasuk siklus yang normal. “Di luar itu baru tidak teratur,” tambah Cindy.
Cindy melanjutkan, siklus menstruasi yang teratur menjadi salah satu faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya kehamilan. Sebab itu, bila seorang wanita ternyata memiliki siklus haid di luar range 21-42 hari dan ingin segera memiliki keturunan, maka dia memerlukan penanganan medis.
“Enggak semua wanita punya siklus haid yang baik. Yang kita lakukan adalah mengatur siklusnya dulu, kalau siklus sudah baik berarti ada telur yang siap dibuahi. Tetapi kalo tidak, itu peranan reproduksi berbantu,” ujar Cindy,
Menstruasi menjadi kondisi wajar bagi wanita yang dalam masa subur. Namun, perempuan perlu menyadari bahwa di masa itu, dia berisiko kekurangan zat besi karena kehilangan darah. Para ahli kesehatan menyarankan para wanita khususnya remaja mengkonsumsi tablet tambah darah setiap bulan saat menstruasi, agar tak mengalami kekurangan zat besi.
Artikel lain: Beginilah Jika Hormon Amburadul Gara-gara Menstruasi Tiba