Pada 28 Desember 2016, Ariana Grande mengungkapkan tentang pilihan perempuan. "Pilihan perempuan. Tubuh, pakaian, pilihan musik, kepribadian kita. Menjadi seksi, genit, dan menyenangkan. Itu semua bukan 'undangan' terbuka," tulis Ariana Grande di akun Twitter-nya. Makna dari postingan itu adalah, setiap perempuan bebas menjadi dirinya sendiri. Dan apapun pilihan mereka bukan untuk memancing reaksi siapapun dan dalam bentuk apapun.
Psikolog Sandra Shullman mengatakan penampilan terutama pilihan busana perempuan kerap dijadikan kambing hitam atau pembenaran dari berbagai kasus pelecehan maupun kekerasan seksual. "Padahal faktanya banyak korban pelecehan seksual yang memakai busana yang sesuai dan pada akhirnya mereka bertanya, 'kenapa saya jadi korban?'," ucap Sandra Shullman seperti dikutip dari Huffington Post.
Sandra Shullman yang juga pimpinan dari Leadership Institute for Women in Psychology atau LIWP menegaskan, mereka yang menyalahkan cara perempuan dalam berbusana artinya menarik tudingan pelecehan itu ke arah korban, sehingga mengalihkan tanggung jawab pelaku kepada korban. "Padahal ketika menyangkut pelecehan dan kekerasan seksual, pakaian apapun yang dikenakan tidaklah penting."
Baca juga:
Terapi PTSD, Pasca Bom di Konser Ariana Grande
Rambut Ariana Grande Selalu Dikuncir Tinggi, Ada Alasannya