TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian dari Pusat Medis Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat menemukan bahwa ibu yang terpapar setidaknya tiga bentuk pengalaman traumatis pada masa kecil akan memiliki anak yang secara signifikan lebih mungkin mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya, termasuk pemecahan masalah, komunikasi, keterampilan pribadi sosial, dan motorik
Pemimpin studi Alonzo Folger mengatakan keterlambatan tersebut dapat membatasi kesiapan anak untuk melanjutkan sekolah serta merusak kesehatan emosional anak. Studi tersebut dilakukan kepada anak-anak usia dua tahun dan melihat paparan 10 bentuk pengalaman buruk di masa kecil yang berbeda pada 311 ibu dan 122 ayah.
Baca juga:
Perubahan Otak Wanita Setelah Menjadi Ibu
Segudang Manfaat Sentuhan Ibu
Pengaruh Emosi Anak dan Kedekatan dengan Ibu
Kisah Luna Maya Belajar Hidup Sehat dari Ibu
“Paparan masa kanak-kanak terhadap pelecehan, penelantaran, dan bentuk lain dari permasalahan rumah tangga akan memberikan efek psikologis yang buruk,” ujarnya.
Menurutnya, efek tersebut juga dapat merusak pola pengasuhan dan keterikatan emosional orang tua terhadap anak sehingga mereka akan lebih sulit untuk menangani berbagai prilaku yang dilakukan oleh bayi dan balita.
Oleh karena itulah, agar pengalaman buruk orang tua yang terjadi pada masa lampau tidak mengganggu perkembangan dan pertumbuhan anak. Diperlukan adanya intervensi dini sehingga orang tua akan lebih bisa menerapkan pola asuh yang positif kepada anak-anaknya.
Studi ketiga dari Pusat Medis Rumah Sakit Anak Cincinnati yang dipimpin oleh Anita Shah meneliti hubungan antara pengalaman masa kecil yang buruk dengan keterampilan dalam proses perawatan anak. Dia mengambil contoh dari 671 orang tua yang membawa anak mereka yang pulang dari rumah sakit.
Ilustrasi anak menangis. businessinsider.com
Secara keseluruhan, 64 persen orang tua melaporkan setidaknya satu pengalaman buruk ketika kecil dan 19 persen lain mengalami empat bentuk pengalaman buruk pada masa kecil.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa orang tua yang mengalami lebih banyak persoalan dan trauma selama masa kanak-kanak kurang memiliki ketahanan dan lebih sulit mengatasi dan merawat anak-anak mereka yang sakit.
Anita Shah mengatakan ketiga studi tersebut tidak dirancang untuk membuktikan apakah pengalaman masa kecil traumatis orang tua dapat berdampak langsung pada hasil kesehatan fisik atau mental anak-anak mereka.
Namun, hasil tersebut ingin menunjukkan bahwa perlu adanya dukungan ekstra kepada orang tua yang memiliki pengalaman traumatis di masa kecil sehingga dapat membantu memperbaiki kondisi mental dan psikologis mereka. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kualitas pola asuh untuk kehidupan anak-anak mereka di masa mendatang.