TEMPO.CO, Jakarta - Ternyata, pola pengasuhan yang diterapkan orang tua untuk membantu tumbuh kembang anak tidak lepas dari pengalaman di masa kecil. Seorang yang memiliki pengalaman buruk pada masa kanak-kanak atau adversechildhood experience (ACE) ternyata lebih cenderung memiliki anak yang mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembang.
Para orang tua tersebut juga lebih sulit dan lebih lama mengatasi permasalahan kesehatan anak-anak mereka. Demikian hasil riset yang dikembangkan Sheri Madiga dari Universitas Calgary di Kanada.
Baca juga:
Orang Tua Berpendidikan Lebih Banyak Waktu Bersama Anak
Tanpa Sadar Orang Tua Melakukan 4 Kebiasaan Buruk pada Anak
Begini Model Orang Tua Milenial
4 Manfaat Orang Tua Memeluk Anak
Madigan dan tim meneliti 1.994 ibu dan bayi. Fokusnya terutama pada ibu yang mengalami pengalaman masa kecil yang buruk dan memiliki permasalahan kesehatan fisik dan mental selama kehamilan dan setelah melahirkan, kemudian dikaitkan dengan perkembangan bayi mereka.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sekitar 12 persen bayi yang dilahirkan oleh para ibu dengan pengalaman yang kurang baik di masa kecil mengalami keterlambatan dalam komunikasi, keterampilan motorik, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial pada usia 1 tahun.
Pengalaman buruk yang dialami pada masa kecil antara lain menyaksikan orang tua bertengkar atau bercerai, memiliki orang tua dengan penyakit mental atau menyalahgunakan narkotika dan obat-obatan terlarang, mengalami pelecehan seksual, fisik, dan emosional.
Ilustrasi orang tua memarahi anak/anak menangis. Shutterstock.com
Penelitian tersebut mengaitkan pengalaman buruk yang dihadapi pada masa lalu sebagai stres beracun yang dapat merusak tubuh dan memberikan permasalahan pada kesehatan fisik dan mental. Pengalaman buruk dan permasalahan tersebut rupanya dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
“Ternyata risiko-risiko di masa lalu tersebut dapat ‘diwariskan’ atau secara spesifik setiap rangkaian peristiwa atau pengalaman buruk yang dialami orang tua pada masa kanak-kanak akan membuat anak-anak mereka nantinya ikut merasakan kesulitan pada awal masa perkembangan,” ujar Madigan.
Salah satu alasannya mungkin karena ibu yang mengalami pengalaman buruk yang lebih banyak dan lebih kompleks pada masa kecil, akan memiliki risiko kesehatan yang lebih besar selama kehamilan. Pada gilirannya akan berdampak pada perkembangan bayinya.