TEMPO.CO, Jakarta - Buat orang tua yang memiliki anak remaja atau usia 12-17 tahun dan bertingkah tidak seperti biasanya, waspadalah. Contohnya, anak itu tidur sampai tengah hari, menghabiskan lebih banyak waktunya di kamar, dan nyaris tak pernah berbicara. Bisa jadi ia sedang mengalami depresi.
Menurut Child Mind Institute di Amerika Serikat, depresi dan masalah bipolar adalah penyakit mental tertinggi ketiga yang menyerang anak atau remaja berusia 18 tahun ke bawah. Lalu, apa saja tandanya bila anak tersebut memang tengah depresi. Berikut ini delapan di antaranya, seperti dilansir Real Simple.
Artikel terkait:
Awas, Obat-obatan Ini Berpotensi Memicu Depresi
4 Kiat buat Generasi Milenial untuk Menghindari Depresi
Arnita Rodelina Turnip Depresi, Ini Perawatan yang Dapat Membantu
4 Hal yang Bisa Dilakukan Bila Pasangan Gampang Depresi
#Suasana hati lebih sering berubah
Anak terlihat sedih, mudah tersinggung, atau bisa juga keduanya. Ia juga terlihat murung dan lesu. Tanda-tanda seperti ini paling umum ditunjukkan remaja yang depresi.
#Kehilangan minat
Anak kehilangan minat pada kegiatan yang biasa ia lakukan, misalnya bermain gitar atau sepak bola. Padahal kegiatan tersebut sering ia lakukan dalam keadaan normal. Gejala seperti ini disebut juga anhedonia.
#Mengurung diri
Tak ada lagi keinginan anak untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan keluarga atau teman-temannya, tak peduli seberapa menarik dan menyenangkan kegiatan yang dilakukan.
#Tabiat berubah
Depresi juga bisa mempengaruhi hidup dan tabiat anak. Ia jadi lebih senang bertengkar dan hubungannya dengan orang-orang terdekat berantakan.
#Kebiasaan makan dan tidur berubah
Anak menjadi lebih cepat lapar atau justru kehilangan nafsu makan, dan semua itu bukan karena ia sedang diet atau berusaha mendapatkan berat badan ideal. Pola tidurnya juga berubah, lebih banyak terjaga di malam hari atau tidur lebih lama dari biasanya. Ia juga terlihat lesu dan kurang motivasi, meski waktu tidurnya cukup.
#Tidak percaya diri
Anak merasa tidak berdaya atau tidak berguna, merasa bersalah atas hal yang sebenarnya tidak ia lakukan.
#Mengambil risiko
Ini yang harus diwaspadai, karena bisa jadi anak nekat mengambil risiko melakukan hal-hal terlarang atau berbahaya, misalnya mengkonsumsi narkoba, menenggak minuman beralkohol, atau melakukan kekerasan seksual.
#Melukai diri sendiri
Hal ini juga perlu diwaspadai. Anak jadi senang melukai diri sendiri atau bahkan ingin bunuh diri. Bila ini yang terjadi, segera bawa dia ke ahli kesehatan mental atau psikiater.