TEMPO.CO, Jakarta - Filler sudah menjadi tren kecantikan yang cepat dan aman pada wajah. Karena tren ini juga terlihat digunakan oleh banyak selebriti internasional, seperti Kylie Jenner, banyak orang yang ingin melakukan filler.
Suntik filler biasanya bersifat semipermanen dan sementara, cocok bagi orang-orang yang takut melakukan operasi plastik. Karena cepat dan tidak permanen, banyak orang yang mengalami sindrom overfilled. Hal tersebut terjadi saat menyuntikkan terlalu banyak filler sehingga wajah sudah tidak terlihat natural dan berlebihan.
Artikel lain:
Momen Haru Kelahiran Anak Kylie Jenner
Fashion Kylie Jenner Selalu Sensasional, Ada yang Memilihkan
Kylie Jenner Penasaran dengan Satu Pengalaman Hidup
Bentuk Kuku Favorit Kylie Jenner: Peti Mati
“Bukan mengatakan kalau melakukan filler itu jelek, namun banyak yang minta untuk lebih banyak filler, padahal sudah berlebihan,” ujar dr. Lanny Juniarti, pendiri dan presiden direktur Miracle Aesthetic Clinic Group, di Jakarta Pusat, Kamis, 9 Agustus 2018.
Sekarang sudah banyak yang mengalami sindrom overfilled dan sudah heboh di seluruh dunia, terutama di Asia.
“Saya yakin dalam beberapa bulan atau tahun ke depan akan banyak dibahas di Indonesia karena semakin banyak artis yang sudah mulai overfilled,” lanjut Lanny.
Salah satu contohnya adalah Kylie Jenner, yang pada akhirnya menghilangkan semua filler pada wajah, membuatnya terlihat lebih alami dan proporsional. Banyak yang mengikuti Kylie Jenner saat dia melakukan filler pada bibirnya dan karena itu banyak yang mengalami sindrom overfilled.
“Filler itu seharusnya digunakan hanya untuk menonjolkan kecantikan pribadi yang terbaik, jangan mengikuti orang lain,” jelas Lanny.
Bila ingin menghindari sindrom overfilled harus diperhatikan wajah tetap memiliki garis natural, pipi tidak terlalu besar, bibir tidak terlihat seperti bebek, dagu tidak terlalu runcing, dan hidung tidak terlihat terlalu besar di wajah. Agar wajah terus terlihat alami dan proporsional, sebaiknya hindari hal-hal tersebut.