TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini Indonesia menunjukkan kinerja yang sedikit lebih baik dari rata-rata negara lain di Asia Pasifik dalam kesetaraan gender, khususnya di tempat kerja. Riset terkini dari McKinsey Global Institute, Kekuatan Paritas: Mempercepat Kesetaraan Perempuan di Indonesia (The Power of Parity: Advancing Women's Equality in Asia Pacific), menunjukkan bahwa Indonesia dapat meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) tahunan sebesar USD135 miliar pada 2025 atau 9 persen di atas kondisi normal.
Menurut Presiden Direktur McKinsey Indonesia, Phillia Wibowo, Indonesia telah membuktikan mampu mencapai kemajuan pesat dalam menangani penyebab kesenjangan gender.
Artikel lain:
Seksisme Merugikan Perempuan? Ini Penjelasan Aktivis Kesetaraan
Perempuan Pendobrak Eksistensi Suami
Eksekutif Perempuan Beberkan Kebutuhan Ibu dalam Mengejar Karier
3 Cara Cerdas Melakukan Lompatan Karier
Tiga di antaranya yakni keberhasilan dalam menggandakan angka pendaftaran siswa perempuan di sekolah menengah dalam waktu kurang dari satu dekade, kemajuan cepat pada penurunan angka kematian ibu, dan peningkatan kuota sebesar 30 persen bagi kandidat perempuan di setiap level pemerintahan.
"Jika Indonesia meningkatkan upayanya dalam meraih paritas gender, dampak ekonomi yang signifikan dapat kita raih," ujarnya dalam Voyage to Indonesias's Seminar bertajuk Women's Participation for Economic Inclusiveness di Surabaya, Kamis, 2 Agustus 2018.
Baca Juga:
Peran perempuan pada posisi tinggi juga cukup baik meskipun jumlahnya sebagai pemimpin dan manajer masih sangat terbatas. Menurut Phillia, partisipasi perempuan dapat dilakukan dalam dua aspek, yaitu partisipasi ketenagakerjaan dan kemasyarakatan.
Partisipasi ketenagakerjaan akan mendorong kesetaraan di dunia kerja melalui adanya peran perempuan di posisi-posisi penting dan isu keamanan dalam dunia kerja. Untuk kesetaraan masyarakat, upaya meningkatkan partisipasi perempuan dapat dilakukan melalui inklusi finansial, digital, dan perlindungan hukum.
Salah satu peluang signifikan untuk Indonesia adalah memperkuat perlindungan hukum yang saat ini masih lemah bagi perempuan.
Ilustrasi pekerja wanita/karyawan wanita. Tempo/Fardi Bestari
"Sekitar 54 persen perempuan Indonesia bekerja secara informal sehingga perlindungan terhadap diskriminasi masih sangat kurang," tambahnya.
Selain itu, ruang bagi perempuan untuk menunjukkan keahliannya masih sangat luas, jumlah perempuan dalam posisi kepemimpinan saat ini masih relatif rendah.
Indonesia memiliki peluang besar dalam meningkatkan partisipasi perempuan di dalam angkatan kerja, yang saat ini berkembang lamban sekitar 51 persen.
Phillia menegaskan, pemerintah dan perusahaan di Indonesia dapat mempertimbangkan beberapa upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender pada empat area prioritas.
Pertama adalah melanjutkan perluasan akses terhadap infrastruktur guna memudahkan pekerjaan rumah tangga, kedua mendorong akses digital, pengembangan keterampilan, dan pelatihan bisnis bagi para wirausahawati.
Ketiga adalah mengubah sikap dan pandangan mengenai peran perempuan dalam masyarakat dan dunia kerja, terakhir adalah melegalisasi dan menegaskan perlindungan hukum yang lebih luas bagi perempuan.