TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2018 ini, ada sekitar 221.000 jemaah haji asal Indonesia. Lebih dari 2 juta umat muslim setiap tahunnya melakukan ibadah haji di kota suci Mekkah, jumlah jemaah haji dari Indonesia termasuk yang terbesar di dunia.
Musim haji tahun ini bertepatan dengan musim panas yang cukup ekstrem di Arab Saudi. Suhu diprediksi udara dapat mencapai 53 derajat Celsius. Selain cuaca panas, penularan penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus dan bakteri dapat mudah menyerang apabila kondisi kesehatan jemaah kurang baik.
Data dari Kementerian Agama Indonesia menyebutkan kasus penyakit yang sering dialami jemaah adalah sakit saluran pernapasan, mulai dari radang tenggorokan hingga gejala batuk.
Ketua Kelompok Kerja Kesehatan Haji, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Mukhtar Ikhsan, mengatakan, setiap tahun banyak jemaah yang mengalami gangguan flu akut, asma kambuh, hingga radang paru akibat daya tahan yang menurun.
“Keadaan udara panas, kering, berdebu, serta dehidrasi rentan menyebabkan timbulnya berbagai gangguan pernapasan, termasuk Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),” kata Ikhsan melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 1 Agustus 2018.
Dia mengatakan selama ibadah haji, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menjaga kesehatan agar terhindar dari gangguan pernapasan, termasuk ISPA, ketika melakukan seluruh rangkaian ibadah haji.
Artikel lain:
Kiat Mengantisipasi Cuaca Ekstrem saat Ibadah Haji
2 Jenis Penyakit yang Mengintai Para Calon Jamaah Haji
Buat Calon Jemaah Haji, Jangan Lupa Peregangan selama Perjalanan
Musim Haji Mulai 28 Juli 2017, Simak Tips Persiapan Ibadah Haji
Berikut beberapa kiat-kiat dalam menjaga kondisi sistem pernapasan:
- Konsultasi ke dokter
Hal pertama yang perlu dilakukan para calon jemaah haji dalam mempersiapkan kesehatan adalah lakukan vaksinasi serta membawa obat-obatan pribadi. - Tetap menjaga cairan tubuh
Cuaca yang panas dan kering sering kali menyebabkan gangguan pernapasan. Oleh karenanya, selama menunaikan ibadah haji, jangan lupa minum air putih yang cukup dan konsumsi buah sebagai sumber energi dan mineral tambahan. - Kebersihan dan sirkulasi udara kamar
Usahakan membersihkan kamar serta membuka jendela kamar/pondok di pagi hari untuk membuat sirkulasi udara menjadi baik. - Hindari paparan polusi
Sebisa mungkin hindari menghirup polusi seperti debu, pasir, bulu unta, dan asap kendaraan bermotor, serta asap rokok untuk meminimalkan paparan polusi tersebut.
Dengan kondisi suhu udara panas, paparan debu dan upaya pencegahan penyakit menular, maka jemaah haji perlu menyiasati dengan tindakan yang tepat. Salah satu contoh kasus ialah tingginya tingkat penyebaran virus MERS-coV (Middle East Respiratory Syndrome coronavirus), yang kerap terjadi di daerah Arab Saudi, khususnya yang berasal dari unta.
Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan penggunaan masker penutup wajah dan hidung. Penggunaan masker sangat penting untuk membantu menghindari penularan penyakit pernapasan yang relatif cepat melalui udara. Pihak pemerintah saat ini memberikan anjuran untuk menggunakan masker setiap saat selama ibadah haji melalui Gerakan Memakai Masker (GEMMAS).