TEMPO.CO, Jakarta - Kehidupan pernikahan yang tidak sehat dan sering diwarnai konflik. Dan ternyata, hal itu dapat memunculkan berbagai penyakit.
Psikolog dari Kemang Medical Care, Tanti Diniyanti, mengatakan ketika suami istri sering berkonflik, tentu akan muncul perasaan tidak nyaman, marah, dan kecewa.
Jika perasaan tersebut tidak dapat dikelola dengan baik, maka akan berdampak langsung pada kesehatan sebab pada saat emosi secara fisik badan akan menjadi lebih tegang dan jantung berdegup lebih kencang yang membuat kadar hormon stres menjadi lebih tinggi sehingga bisa menyebabkan tensi lebih tinggi atau mengganggu fungsi jantung.
Artikel lain:
8 Hal yang Menyebabkan Pernikahan Diambang Kehancuran
Selamatkan Pernikahan, Kubur Ego dalam Rumah Tangga
Pernikahan Sederhana Kian Diminati, Alasannya Bukan Hanya Irit
Ini yang Diharapkan Pria dan Wanita dari Pernikahan
"Intinya, konflik atau marah itu harus dikelola karena prinsip secara umumnya semua orang tidak ingin berada dalam kondisi yang tertekan dalam waktu yang lama dan dengan intensitas yang tinggi. Kalau marah atau berkonflik, otak akan merasa tidak nyaman karena kondisinya tertekan dan ini bisa mengganggu emosi yang berdampak pada kesehatan jika terjadi secara terus menerus," ujarnya.
Oleh karena itulah ketika muncul masalah di dalam rumah tangga, pasangan suami istri harus dapat menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan biarkan konflik terjadi berlarut-larut. Sebab, bagaimana pun pertentangan atau perselisihan di dalam rumah tangga menjadi sesuatu yang sulit dihindari.
Ilustrasi pasangan bertengkar. Shutterstock
Pasangan yang telah menikah harus tetap mempelajari kondisi pasangannya masing-masing tidak perlu menutup diri. Bagaimana cara berbicara dan berkomunikasi yang benar dan tidak saling menyakiti, bagaimana istri bisa memahami pola pikir suami, dan begitupun sebaliknya bagaimana suami juga dapat memahami pola pikir istri. Keduanya juga harus meredakan emosinya masing-masing terlebih dulu agar komunikasi dapat berjalan efekif.
"Karena kalau emosinya sama-sama tinggi, komunikasinya juga menjadi tidak efektif. Yang ada semakin tidak karuan. Komunikasi yang baik dengan memilih kalimat yang benar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi itu juga penting untuk dilakukan oleh suami istri agar tidak menimbulkan perbedan pendapat," tambahnya.
Menurutnya, hakikat dari menikah itu sebetulnya untuk mendapatkan kebahagiaan sebab dari beberapa penelitian sebelumnya ditemukan juga bahwa orang yang menikah dapat hidup lebih lama dan lebih sehat dibandingkan mereka yang bercerai, janda, atau tidak pernah menikah. Asalkan, pasangan tersebut mampu menyelesaikan persoalan dan konflik yang terjadi di dalam rumah tangga secara baik.