TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi tua memang bukan pilihan. Tua adalah takdir dalam sebuah proses kehidupan. Sekalipun tidak ada orang yang ingin menua, masa itu tetap akan tiba.
Semakin tua, seseorang semakin rentan pula terserang penyakit ataupun gangguan tertentu yang bersifat generatif. Salah satunya adalah demensia alias pikun.
Demensia merupakan suatu kondisi saat kemampuan otak seseorang mengalami kemunduran. Gangguan ini ditandai dengan keadaan seseorang yang kerap lupa terhadap sesuatu, adanya perubahan kepribadian, sering keliru, dan memiliki emosi yang labil.
Artikel lain:
Demensia Juga Bisa Menyerang Kaum Muda, Cegah dengan Cara Berikut
Benarkah Melajang Bisa Memicu Demensia?
Cara Membedakan Lupa Biasa dengan Lupa Demensia
Masih Muda Sudah Pikun, Kok Bisa?
Dokter spesialis penyakit dalam Ari Fahrial Syam memaparkan bahwa demensia merupakan kelainan pada usia di atas 60 tahun, yang berlangsung kronis dan perlu dilakukan pemeriksaan sejak dini.
“Berlangsungnya ini kronis dan oleh karena itu penting dilakukan deteksi dini, apakah ada kelainan atau tidak karena semakin cepat ditangani lebih awal akan semakin cepat pula untuk diantisipasi dan pulih,” kata Ari.
Sementara itu, jika dibiarkan dan tidak diantisipasi, para lansia yang terlanjur pikun sudah termasuk dalam kategori lanjutan dan sudah sulit untuk dipulihkan. Meski secara umum demensia terjadi pada usia di atas 60 tahun, gangguan ini bisa saja sudah diderita oleh orang-orang yang berusia di bawah 60 tahun.
Hal ini terjadi karena kalangan orang-orang tersebut sudah memiliki beberapa penyakit, seperti stroke, kencing manis, dan komplikasi, sehingga mendorong demensia muncul lebih cepat.
“Kalau sebelumnya memang sudah punya penyakit, ini bisa lebih cepat terkena demensia. Bisa juga sebelumnya memiliki banyak masalah dan banyak pikiran atau multifaktor, bisa lebih dulu. Semakin tua semakin berisiko mengalaminya,” jelas Ari.