TEMPO.CO, Jakarta - Banyak anggapan keliru di masyarakat terkait penggunaan obat-obatan hipertensi. Ada yang menganggap bahwa tekanan darah sudah normal ketika telah mencapai ambang batas normal sehingga tidak perlu mengkonsumsi obat-obatan lagi. Ada pula yang beranggapan bahwa meminum obat-obatan hipertensi dapat merusak ginjal.
Hal ini dibantah oleh Tunggul D Situmorang, Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Perhi) atau Indonesian Society of Hypertension (InaSH). Menurutnya, obat-obatan anti hipertensi tidak merusak ginjal karena akan melindungi ginjal.
Justru ketika tekanan darah tinggi menjadi tidak terkontrol, akibat konsumsi obat tidak teratur, dapat menyebabkan komplikasi pada organ tubuh lainnya, termasuk merusak ginjal.
Artikel lain:
Yang Harus Dipilih dan Dihindari Penderita Hipertensi
Perempuan Lebih Rentan Terkena Hipertensi
6 Makanan Sehat untuk Penderita Hipertensi
Hati-hati : Haid Berhenti Bisa Picu Hipertensi
“Persepsi yang salah di masyarakat kalau banyak makan obat akan merusak ginjal. Padahal obat hipertensi itu justru akan melindungi ginjal karena dapat mengontrol tekanan darah,” ujarnya.
Menurutnya, ketika pasien tidak lagi mengkonsumsi obat-obatan maka tekanan darah akan menjadi tidak terkontrol yang pada akhirnya mengakibatkan gagal ginjal.
Hipertensi memang memiliki keterikatan yang erat dengan penyakit jantung dan ginjal. Bahkan bisa dikatakan bahwa hipertensi merupakan penyebab utama penyakit mematikan tersebut.
Hipertensi diyakini memicu adanya tekanan berlebihan pada pembuluh darah pada ginjal sehingga pembuluh darah ini akhirnya rusak dan ikut memicu penurunan fungsi penyaringan pada ginjal. Jika dibiarkan saja, ginjal bisa saja benar-benar rusak dan kehilangan seluruh fungsinya.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak didiagnosa pada fasilitas kesehatan selama semester pertama 2018, dengan jumlah kasus mencapai 185.857. Nyaris empat kali lipat lebih banyak dibandingkan penyakit diabetes mellitus tipe 2.