Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Suka Membandingkan Anak, Ini Efek Buruknya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi ibu bertemu anak sepulang kerja. nbcnews.com
Ilustrasi ibu bertemu anak sepulang kerja. nbcnews.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pepatah yang mengatakan bahwa setiap anak itu unik dengan caranya sendiri ternyata memang benar. Ini adalah aturan praktis yang harus diikuti oleh setiap orang tua jika ingin membesarkan anak yang percaya diri dan bahagia.

Menjaga harga diri anak adalah hal yang utama. Membandingkan anak dengan anak-anak lain, adalah hal yang sama sekali tidak benar dan bisa merendahkan harga diri mereka.

Banyak penelitian mengungkapkan bagaimana membandingkan anak dengan anak-anak lain dapat menghambat perkembangan mental dan mempengaruhi harga diri mereka, yang mungkin memiliki efek jangka panjang di masa depannya.

Artikel lain:
6 Gerakan Olahraga Ringan untuk Ibu dan Anak
Pendidikan Dasar Anak Selalu Berawal dari Rumah, Bukan Sekolah
Musik Tingkatkan Konsentrasi Belajar pada Anak
Anak Susah Makan Rentan Stress Jika Terus Dipaksa

Kata-kata seperti "Lihatlah anak itu, dia jauh lebih baik dari kamu," atau "Mengapa kamu tidak bisa bersikap seperti dia," itu sangat umum, terutama ketika anak-anak nakal dan sebagai orang tua, kita tidak dapat mengendalikan kemarahan atau frustrasi. Namun, apa efek kata-kata ini pada pikiran seorang anak adalah sesuatu yang harus diperhatikan.

Perbandingan tidak pernah baik, bahkan untuk orang dewasa. Anak-anak merasa sangat sulit untuk menghadapi kritik negatif. Lebih menyakitkan bagi seorang anak untuk mendengar dari orang tuanya bahwa anak yang lain jauh lebih baik daripada dirinya.

Sebagai orang tua, penting untuk memberi tahu anak-anak apa yang benar dan salah. Penting juga untuk menunjukkan kesalahan mereka, tetapi melakukan hal itu dengan membandingkannya dengan teman sebaya jelas tidak akan cocok dengan anak itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ilustrasi anak-anak bermain bersama. shutterstock.com

Anak dikelilingi oleh persaingan hampir di mana-mana, di sekolah, di kelompok bermain, dan bahkan di taman. Yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah membiarkan mereka jauh dari "fase persaingan", setidaknya di rumah. Ini pasti akan membuat anak-anak tetap membumi.

Anak-anak harus diajarkan bagaimana mereka dapat mengatasi kelemahan mereka dan berubah lebih baik. Anak juga harus bisa diajarkan untuk lebih percaya diri agar mampu bersaing di lingkungan sosial nantinya.

Jelas bahwa setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak mereka. Tetapi perbandingan hanya akan mendemoralisasi mereka, sebuah efek yang kemungkinan besar akan bertahan seumur hidup.

Di bawah ini adalah beberapa alasan utama mengapa Anda tidak harus membandingkan anak dengan anak-anak lain, seperti dilansir Boldsky.com

  • Perbandingan secara perlahan mengarah pada keraguan diri. Ketika kita diberitahu bahwa kita tidak bisa unggul dalam hal tertentu karena orang lain lebih baik, perlahan seiring waktu, kita mulai meragukan keterampilan kita sendiri. Hal yang sama berlaku untuk pikiran anak juga.
  • Jika Anda cenderung membandingkan anak dengan temannya, anak tetangga, atau dengan temani sekolahnya, itu hanya akan menanamkan kecemburuan pada dirinya. Kecemburuan bisa berubah menjadi kebencian dan agresi dalam jangka panjang.
  • Perbandingan menanamkan hal negatif dalam pikiran anak. Dia tidak akan lagi dapat mengambil tantangan dan tugas baru dengan positif. Penting untuk membesarkan anak-anak yang memiliki sikap positif terhadap kehidupan dan bukan orang yang takut melakukan hal-hal baru karena takut gagal dan kemudian dibandingkan dengan teman-temannya.
  • Salah satu hal terpenting untuk disadari ketika membandingkan anak dengan orang lain adalah bahwa hal itu tidak hanya membuat kepercayaan diri rendah tetapi juga mempengaruhi hubungan dengan anak dengan cara yang negatif.
  • Jika Anda cenderung membandingkan anak, sangat jelas bahwa mereka akan berkembang menjadi orang dewasa yang gugup. Dari menjadi anak-anak yang bahagia dan tumbuh menjadi orang dewasa yang bahagia.
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

8 hari lalu

Penyanyi Andien Aisyah. Foto: Instagram/@andienaisyah
Cara Andien Tumbuhkan Jiwa Sosial pada Anak

Penyanyi Andien Aisyah rajin mengajak anak-anaknya mengikuti kegiatan sosial sejak kecil untuk melihat langsung kondisi di masyarakat.


6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

9 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
6 Tips Memberi Tahu Anak soal Masalah Keluarga

Ketika ada masalah keluarga, penting bagi orang tua untuk memberitahu anak dengan cara yang baik dan sesuai usianya.


Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

11 hari lalu

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya dengan sang kekasih, Jessica Ledon pada Senin, 18 Maret 2024. Foto: Instagram/@davidguetta
Kekasih David Guetta Melahirkan Anak Laki-laki, Namanya Cyan

David Guetta mengumumkan kelahiran anaknya bersama sang kekasih, Jessica Ledon.


Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

12 hari lalu

Ilustrasi tenggelam di sungai/kali. northernstar.com.au
Anak yang Tenggelam di Kali Cirarab Tangerang Ditemukan Siang Ini, Sang Ayah Masih Dicari

Tim SAR gabungan akhirnya menemukan satu dari dua korban yang tenggelam di Kali Cirarab Tangerang pada Ahad siang ini, 17 Maret 2024.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

13 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

14 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

14 hari lalu

Seorang pria menggendong bayi di pangkuannya, saat warga Palestina yang mengungsi, yang meninggalkan rumah mereka akibat serangan Israel berlindung di tenda kamp, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 14 Februari 2024 .REUTERS/Saleh Salem
Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula

Ada ribuan anak yang sedang menderita penyakit komplikasi serius karena kelangkaan susu di wilayah Gaza utara.


Pelapor Khusus PBB: Lebih Banyak Anak Tewas di Gaza daripada Konflik Global dalam 4 Tahun

15 hari lalu

Anak Palestina Palestina Yazan Al-Kafarna, yang menderita kelumpuhan otak dan kekurangan gizi, terbaring di tempat tidur di pusat kesehatan Al-Awda di tengah kelaparan yang meluas, ketika konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah di Jalur Gaza selatan 2 Maret 2024. REUTERS/Yasser Qudih
Pelapor Khusus PBB: Lebih Banyak Anak Tewas di Gaza daripada Konflik Global dalam 4 Tahun

Dalam lima bulan, Israel membunuh lebih banyak anak-anak di Gaza dibandingkan dengan total anak yang tewas karena konflik global 4 tahun terakhir


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

17 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri


5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

17 hari lalu

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

Orang tua selalu mengontrol, menyalahkan, terlalu mengkritik, mengabaikan. Berikut tanda-tanda Anda hidup dengan orang tua toxic.