TEMPO.CO, Jakarta - Kehidupan suami istri dalam pernikahan selayaknya kerja sama tim. Suami istri harus saling membantu dan mendukung satu sama lain. Bila salah satu mulai mementingkan diri sendiri dan membiarkan pasangannya, maka pernikahan itu akan pincang.
Bila kondisi itu terus terjadi, bukan tak mungkin pernikahan akan berakhir dengan perceraian. Lalu, hal apa sajakah yang bisa memicu perceraian? Mengutip laman Boldsky, berikut beberapa hal yang dapat merusak pernikahan.
Baca juga:
4 Hal yang Harus Dihindari saat Bertengkar dengan Pasangan
Rahasia yang Boleh Disimpan dan Dibagikan dengan Pasangan
Pasangan Depresi, Hadapi dengan 2 Cara Ini
Kiat Mengembalikan Romantisme Hubungan dengan Pasangan
1. Ketertarikan Fisik Versus Chemistry
Sekarang ini, banyak pria dan wanita yang lebih mementingkan 'ketertarikan fisik' ketimbang 'hubungan emosional' terhadap pasangannya. Hal ini menyebabkan chemistry antara mereka dengan pasangannya berkuran dan mgengakibatkan pernikahan berakhir dengan kegagalan.
2. Tak Bisa Menerima Perbedaan
Semua orang memiliki latar belakang masing-masing. Begitu pula suami atau istri Anda. Mereka berasal dari keluarga yang berbeda, yang bisa jadi memiliki perbedaan cara, kebiasaan, dan kebudayaan dengan diri Anda. Bila Anda tak bisa menerima perbedaan tersebut dan cenderung memaksakan cara Anda pada pasangan, ini bisa membuat pernikahan Anda dalam masalah.
3. Kepercayaan dan Komunikasi Kurang
Suami atau istri terkadang tidak memberitahu pasangannya apa yang mereka inginkan, apa yang mereka butuhkan, yang mereka rasakan, dan sebagainya. Mereka justru malah beranggapan, sudah seharusnya pasangan mengerti mereka tanpa harus diberitahu. Kurangnya komunikasi bisa berimbas pada kurangnya kepercayaan, dan itu akan membuat masalah dalam pernikahan kian parah.
4. Tradisi Sosial
Banyak wanita yang telah menikah masih terus bekerja. Entah karena terlalu asyik berkarir atau karena lelah dan tak punya cukup waktu, mereka akhirnya enggan melakukan pekerjaan rumah tangga. Di sisi lain, masyarakat masih memegang tradisi yang mengharuskan seorang istri tetap harus bisa mengurus rumah tangga walau sesibuk apapun.
5. Campur Tangan Orangtua
Konselor pernikahan mengatakan, masalah rumah tangga bisa kian parah bila orangtua dari pihak istri dan suami ikut turun tangan. Menurut ajaran tradisional, pasangan suami istri harus konsultasi dengan orangtua mereka untuk menyelesaikan setiap masalah. Tetapi, hal itu justru bisa membuat masalah kian rumit.
Ilustrasi pasangan bertengkar. Shuttterstock
6. Egoisme
Masalah akan timbul bila Anda atau pasangan lebih mementingkan kepentingan diri sendiri ketimbang kepentingan bersama. Sikap egois bisa merenggangkan ikatan antara Anda dan pasangan.
7. Tidak sabar
Sikap tak sabar bisa berujung pada pertengkaran. Seringkali pula pasangan suami istri tidak ada yang mau mengalah, meminta maaf, dan mengakui kesalahannya, yang tentu saja bisa memperburuk masalah yang ada.
8. Enggan Konsultasi
Bila mengalami masalah dalam rumah tangga, disarankan untuk berkonsultasi kepada konselor pernikahan. Konselor pernikahan bisa membantu menjernihkan masalah dan mencarikan solusi. Sayangnya, tak banyak yang mengikuti saran ini sehingga masalah pun tak terselesaikan.