Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Obat-obatan Ini Berpotensi Memicu Depresi

Reporter

image-gnews
Ilustrasi obat. TEMPO/Mahanizar Djohan
Ilustrasi obat. TEMPO/Mahanizar Djohan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Depresi terjadi karena tekanan mental yang dihadapi. Namun bukan tak mungkin obat-obatan biasa berkontribusi terhadap depresi dan meningkatnya angka bunuh diri.

Dikutip New York Times, lebih dari sepertiga orang Amerika Serikat setidaknya minum obat biasa yang punya potensi efek samping depresi. Berdasarkan studi terbaru, pengguna obat-obatan seperti itu punya risiko depresi lebih tinggi dibanding yang tidak mengkonsumsinya.

Banyak pasien yang mengkonsumsi lebih dari satu obat umum, yang punya efek samping depresi. Studi tersebut menemukan bahwa risiko depresi meningkat seiring bertambahnya jumlah obat yang dikonsumsi bersamaan.

Baca juga:
Inilah 5 Jenis Depresi di Sekitar Kita
Jangan Abaikan Rasa Murung, Bisa Jadi Gejala Depresi
Sebab Jangan Pernah Nasihati Orang Depresi
Depresi, Penyebabnya dari A sampai Z, Salah Satunya Ekonomi

Sekitar 200 obat umum bisa menyebabkan depresi, di antaranya proton pump inhibitors untuk mengobati asam lambung, beta-blockers untuk mengobati tekanan darah tinggi, pil KB dan kontrasepsi darurat, antikonvulsan seperti gabapentin, kortikosteroid seperti prednisone, hingga ibuprofen. Sebagian obat ini dijual bebas di apotek.

Efek samping depresi diketahui pada beberapa obat, seperti beta-blockers dan interferon, tapi penulis studi tak menyangka ada banyak obat yang menyebabkan risiko depresi.

"Sungguh mengejutkan dan mengkhawatirkan karena banyak obat yang punya efek samping depresi atau gejala bunuh diri mengingat beban depresi dan tingkat bunuh diri di negara ini," kata Dima Mazen Qato, asisten profesor dan apoteker di Universitas Illinois di Chicago, yang merupakan penulis utama makalah yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association ini.

Ilustrasi depresi. Shutterstock

Dia mengakui masih ada banyak pertanyaan yang tidak terjawab. Selain itu, kata dia, penelitian hanya menunjukkan korelasi, bukan hubungan sebab-akibat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami tidak membuktikan bahwa penggunaan obat-obatan ini dapat menyebabkan seseorang yang sehat menderita depresi atau punya gejala bunuh diri. Namun kami melihat pola respons dosis yang mengkhawatirkan. Makin banyak obat-obatan yang memiliki efek buruk yang Anda konsumsi secara bersamaan, makin tinggi risiko depresi,” ujar Qato.

Para peneliti menggunakan database besar yang mewakili nasional, National Health and Nutrition Examination Survey, untuk menganalisis obat-obatan yang dipakai sampel dari lebih dari 26 ribu orang Amerika dewasa pada 2005-2014. Mereka meneliti efek samping obat-obat yang dijual bebas sampai terkumpul daftar berisi lebih dari 200 obat dengan potensi efek samping depresi.

Di antara pasien yang mengkonsumsi obat berefek samping depresi tapi tidak mengkonsumsi obat antidepresi, 6,9 persen di antaranya mengalami depresi. Adapun tingkat depresi pasien yang mengkonsumsi tiga atau lebih banyak obat dengan efek samping itu adalah 15,3 persen. Sebaliknya, pasien yang tidak mengkonsumsi obat apa pun punya tingkat depresi 4,7 persen.

Para peneliti menyesuaikan faktor risiko lain yang bisa menyebabkan depresi, termasuk kemiskinan, status pernikahan, tak punya pekerjaan, dan kondisi medis tertentu, seperti sakit kronis, yang memang diasosiasikan dengan depresi.

Dr Philip R. Muskin, profesor psikiatri di Pusat Medis Universitas Columbia dan sekretaris Asosiasi Psikiater American, mengatakan praktisi kesehatan harus terus mengingatkan efek samping ini ketika meresepkan obat dan bertanya apakah pasien atau keluarganya pernah punya sejarah depresi.

Namun ia mengatakan sulit menyimpulkan peningkatan konsumsi obat dan kombinasi dengan obat dengan efek samping, termasuk depresi, punya dampak pada masyarakat.

"Ada peningkatan kasus bunuh diri yang kita tahu," ucap Muskin. "Apakah ini berhubungan dengan penggunaan obat-obat ini? Jawaban jujurnya adalah kita tidak tahu. Apakah ini punya peran? Jawaban jujurnya adalah iya, tentu berperan."

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

4 jam lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

5 hari lalu

Aurelie Moeremans saat melakukan upacara melukat. Foto: Instagram.
Aurelie Moeremans Ungkap Alami Depresi, Semangat Hilang, dan Merasa Hampa

Aurelie Moeremans mengungkapkan dirinya saat ini tengah menepi dari media sosial untuk penyembuhan dari depresi yang dirasakannya.


4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

5 hari lalu

ilustrasi minum obat (pixabay.com)
4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.


Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

7 hari lalu

Ilustrasi depresi. Shutterstock
Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

11 hari lalu

Sebuah potret Kim Jong-hyun, yang lebih dikenal dengan nama panggung Jonghyun SHINee, terlihat di sebuah rumah sakit di Seoul, Korea Selatan,  19 Desember 2017. Penyanyi utama dari boy band ini mati diduga bunuh diri. AP
Perjalanan Kim Jonghyun, Personel Grup SHINee yang Kariernya Berakhir Tragis

Kematian tragis Jonghyun SHINee telah memunculkan perbincangan baru di Korea Selatan tentang tekanan yang berat yang diberikan oleh industri hiburan.


Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

11 hari lalu

Kim Jonghyun, personel grup SHINee ditemukan tewas tak bernyawa di apartemennya di kawasan Cheongdamdong. Jonghyun memutuskan mengakhiri hidupnya dengan menghirup gas kriket batubara. Instagram/@kjonghyun.018
Profil Kim Jonghyun, Anggota Boy Grup SHINee yang Ditemukan Tewas di Apartemennya

Salah satu anggota SHINee, Kim Jonghyun ditemukan tewas di apartemennya pada 18 Desember 2017 karena menghirup karbonmonoksida


Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita berlatih yoga. shutterstock.com
Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?


Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

12 hari lalu

Truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan diparkir di dekat pagar perbatasan sebelum memasuki Gaza melalui Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka yang memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

13 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.