TEMPO.CO, Jakarta - Tantangan terbesar bagi orang tua dalam mengajari anak menjalani ibadah puasa sering bukan soal menahan lapar dan dahaga, melainkan ketika membangunkan anak untuk makan sahur.
Meski sudah dipasangi alarm, dipanggil berkali-kali, diguncang-guncang, hingga diangkat paksa ke meja makan, si kecil tetap sulit membuka mata.
Hati-hati, kebiasaan menggunakan gawai sebelum tidur ternyata salah satu biang keladi mengapa anak tidur larut malam dan berujung sulit dibangunkan untuk sahur.
Penelitian yang dimuat di situs web Perpustakaan Kedokteran Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, Maret 2018, menyebut paparan cahaya terhadap anak menjelang waktu tidur berpengaruh dalam menekan produksi hormon melatonin yang berfungsi memicu kantuk. Menurunnya produksi melatonin berimbas pada terganggunya siklus sirkadian yang merupakan penentu jam biologis tubuh, termasuk jam tidur.
Artikel lain:
Mengapa Gawai Buat Candu Anak? Simak Kata Ahli
Candu Gawai Bisa Bikin Depresi, Cek 6 Gejala Lainnya
Survei: 99 Persen Anak Bermain Gawai di Rumah
Baca Juga:
Anak yang terekspos cahaya terang selama satu jam sebelum pukul 20.00 umumnya waktu tidur, anak akan mengalami penurunan produksi melatonin dalam waktu 10 menit sejak terpapar cahaya dan berlanjut hingga satu jam setelah sumber cahaya dimatikan.
“Hal ini tanpa diragukan, tidak hanya akan menurunkan kualitas tidur anak tetapi juga menyebabkan masalah serius dalam jangka waktu panjang,” ungkap tim peneliti yang dipimpin Lameese D. Akacem, Kepala Departemen Fisiologi Integratif Universitas Colorado Boulder, Colorado, Amerika Serikat.
Yang perlu diingat, paparan cahaya yang paling berpengaruh dalam penurunan produksi melatonin adalah cahaya biru yang sumbernya tidak hanya cahaya lampu, tetapi juga perangkat gawai seperti ponsel, tablet, komputer, dan televisi.
Dalam kondisi normal, kelenjar pineal, salah satu organ sebesar biji kacang yang terdapat di dalam otak, mulai melepas hormon melatonin beberapa jam sebelum jam tidur. Hormon melatonin berfungsi menurunkan tingkat kesadaran dan membuat tidur lebih nyenyak.
Namun begitu mata terkena cahaya biru, seketika itu pula kelenjar pineal berhenti melepas melatonin. Pengaruh cahaya biru terhadap penurunan kualitas dan kuantitas tidur sebenarnya tidak hanya terjadi pada anak-anak tetapi juga pada remaja dan dewasa. Masalahnya, pada anak dan remaja efeknya lebih terasa.