TEMPO.CO, Jakarta - Dalam Islam, ibu hamil memang tidak diwajibkan berpuasa di bulan Ramadan. Namun, jika ibu hamil tidak memiliki riwayat anemia, diabetes, atau penyakit lain, ia diizinkan berpuasa.
Agar ibu hamil berpuasa dengan aman dan nyaman, spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Pondok Indah-Puri Indah, Jakarta, dr Grace Valentine, SpOG, menyarankan minum air 1,5 sampai 2 liter per hari serta menghindari makanan dan minuman yang mengandung kafein. Kafein, menurut Grace, meningkatkan pengeluaran cairan dari tubuh.
Selain itu, ibu hamil tidak dianjurkan mengkonsumsi menu yang terlalu manis. Mengudap makanan manis membuat kadar gula melonjak dan dalam waktu singkat kadar gula menurun, sehingga menyebabkan pusing dan badan lemas. Menu dengan gizi seimbang mutlak dibutuhkan ibu hamil saat sahur dan berbuka.
“Pilih makanan yang melepaskan energi secara perlahan, seperti gandum dan biji-bijian yang mengandung karbohidrat kompleks. Makanan berserat tinggi, seperti sayur dan buah-buahan kering, juga dapat membantu bertahan menjalani puasa dan mencegah konstipasi (sembelit). Pastikan asupan protein dari kacang-kacangan, daging, dan telur tidak ketinggalan,” Grace menyarankan.
Artikel terkait:
Puasa Tidak Membahayakan Janin, Asal...
Anak Mulai Puasa Ramadan, Perhatikan Asupan Nutrisinya
Kiat Mengatasi Panas Dalam Saat Puasa Ramadan
Tak hanya asupan makanan, kegiatan ibu hamil harus diperhatikan. Hindari aktivitas yang terlalu melelahkan dan membuat stres. Grace menyebut ibu hamil yang berpuasa memiliki kadar hormon kortisol (hormon stres) lebih tinggi daripada ibu hamil yang tidak berpuasa.
“Selain itu, hindari aktivitas yang membuatnya kepanasan, mengingat ibu hamil yang berpuasa memiliki risiko dehidrasi lebih tinggi,” tutur Grace.
Jika menu, aktivitas, dan cek kesehatan umum sudah dilakukan, jangan lupa mengontrol kesehatan kandungan.
“Ini untuk mengetahui kondisi kandungan secara spesifik selama berpuasa, seperti memantau kadar gula darah, pertumbuhan janin, dan kondisi cairan ketuban,” ucapnya.
Catatan lain diberikan Grace terkait dengan berat badan dan warna air seni. Jika saat berpuasa berat badan menurun hingga di bawah bobot yang seharusnya dan warna air seni menjadi kuning pekat, segera ke dokter.
“Anda harus waspada jika bobot turun drastis, air seni kuning pekat, mual, muntah, pusing, lemas, pandangan menjadi kabur dan gelap, gerakan janin berkurang, atau kontraksi rahim. Jika semua itu terjadi, batalkan puasa. Jangan paksakan keadaan jika memang tidak memungkinkan dan segeralah ke dokter,” tutur Grace.