Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Malas Cek Tekanan Darah, Stroke pun Mengancam

Reporter

image-gnews
Periksa tekanan darah. TEMPO/Budi Purwanto
Periksa tekanan darah. TEMPO/Budi Purwanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, stroke merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia, dengan angka kematian 19,79 persen dari total kematian dan tingkat kematian hingga 186,29 per 100 ribu orang. Fakta ini menempatkan Indonesia pada posisi nomor satu di dunia.

Indonesia Stroke Registry, sebuah studi berbasis rumah sakit yang dilakukan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), bekerja sama dengan Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menemukan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko stroke terbesar pada 77 persen.

Spesialis saraf, Mursyid Bustami, mengatakan tekanan darah yang tinggi akan merusak dinding arteri di seluruh tubuh. Pembuluh darah yang rusak akibat hipertensi akan rentan tersumbat dan mudah pecah.

Dengan demikian, penderita penyakit tekanan darah tinggi akan memiliki risiko yang tinggi terserang stroke, baik stroke penyumbatan pembuluh darah (iskemik) atau stroke pecahnya pembuluh darah. 

"Karena itu, sangat penting mengendalikan tekanan darah guna menurunkan risiko stroke. Pada umumnya, hipertensi tidak memiliki gejala yang khas, sehingga banyak orang tidak mengetahui bahwa dia telah menderita hipertensi," ujar Mursyid. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga:
Penderita Stroke Makin Banyak, Penyebabnya Kian Beragam
Memprihatinkan, Kesadaran Risiko Stroke di Indonesia Masih Rendah
Waspadai 10 Penyebab Serangan Stroke

Di lain pihak, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan tekanan darah secara rutin sangat rendah. Sebagian besar masyarakat baru mengetahui menderita hipertensi setelah terkena penyakit akibat hipertensi. Untuk mencegah penyakit akibat hipertensi, sangat diperlukan kesadaran akan pentingnya memeriksakan diri secara rutin untuk deteksi dini.

Di samping mengecek, Mursyid menjelaskan pentingnya mengurangi garam dan mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran. Kita juga sebaiknya menjaga berat badan pada angka ideal dan berolahraga teratur. Bagi mereka yang sudah terkena hipertensi, sebaiknya segera mendapat perawatan dan rajin memonitor tekanan darah.

Saat ini, sudah banyak alat yang bisa bermanfaat untuk melakukan pengecekan tekanan darah secara otomatis. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi untuk malas mengecek tekanan darah secara mandiri. 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

7 jam lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.


Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

18 jam lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Diet Mediterania Bantu Pasien Kurang Risiko Hipertensi

Peserta diet Mediterania biasanya konsumsi lebih banyak sayuran, buah, kacang, biji-bijian, minyak sehat, serta ikan dan makanan laut jumlah sedang.


Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

5 hari lalu

Ilustrasi tumor mata
Dari Tumor hingga Henti Jantung, Inilah Sederet Istilah Medis yang Kerap Disalahpahami

Banyak istilah medis yang sering dipahami dengan keliru. Berikut di antaranya.


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

11 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

12 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

13 hari lalu

Resep gulai kambing ala India yang bisa menjadi alternatif menu idul adha
5 Menu Lebaran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi

Orang yang menderita hipertensi sangat disarankan menghindari 5 menu lebaran berikut ini.


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

15 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

18 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Asupan Makanan yang Cocok Dikonsumsi Penderita Hipertensi

Dengan memperhatikan asupan makanan sehari-hari, penderita hipertensi dapat mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul akibat kondisi tersebut.


5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

18 hari lalu

Ilustrasi stroke. scrubbing.in
5 Gejala Stroke Ringan, Jangan Diabaikan karena Bisa Jadi Kasus Lebih Besar

Gejala stroke ringan diklaim bisa hilang dalam 24 jam namun tak boleh dianggap serius. Berikut beberapa gejala dan apa yang perlu dilakukan.


Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

24 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.